Askep Nefrolitiasis


Askep Nefrolitiasis

I.          Pengertian

Nefrolitiasis adalah adanya batu atau kalkulus dalam pelvis renal batu-batu tersebut dibentuk oleh kristalisasi larutan urin (kalsium oksolat asam urat, kalium fosfat, struvit dan sistin). Ukuran batu tersebut bervareasi dari yang granular (pasir dan krikil) sampai sebesar buah jeruk. Batu sebesar krikil biasanya dikeluarkan secara spontan, pria lebih sering terkena penyakit ini dari pada wanita dan kekambuhan merupakan hal yang mungkin terjadi. (Mansjoer Arief, “Kapita Selekta Kedokteran” Edisi Kedua, Medikal Aesculapius, FKUI, Jakarta, 2000)


II.       Penyebab / Etiologi

-       Hiperkalsemia dan hiperkalsiuria yang disebabkan oleh hiperparatiroidisme, asidosis tubulus renal, mieloma multiple.
-       Dehidrasi kronik.
-       Imobilitas yang lama.
-       Metabolisme purin ab normal (hiperuri semia dan pirai).
-       Obstruksi kronik oleh benda asing di dalam traktus urinarius dan kelebihan absorbsi oksalat pada penyakit inflamasi usus atau ileastomi.
(Mansjoer Arief, “Kapita Selekta Kedokteran” Edisi Kedua, Medikal Aesculapius, FKUI, Jakarta, 2000)

III.    Patofisiologi

Kelainan dengan adanya batu ginjal mungkin adanya gejala-gejala seperti perasaan nyeri pada epigastrium dan kelihatan ada benjolan yang menonjol dalam perut, pada benjolan yang ada dalam tersebut karena adanya batu ginjal atau benda asing di area di mana kalkulus dapat menyumbat sistem urinarius, manifestasi klinis yang muncul bergantung pada area obstruksinya, batu yang terpecah dapat menyumbat aliran urin menyebabkan nyeri hebat dan melukai ginjal.
Batu ginjal mungkin menyebabkan :
-       Nyeri dengan adanya inflamasi, obstruksi dan abrasi traktus urinarius.
-       Adanya terjadi kekambuhan pada batu renal.



(Mansjoer Arief, “Kapita Selekta Kedokteran” Edisi Kedua, Medikal Aesculapius, FKUI, Jakarta, 2000)

IV.    Komplikasi

-       Infeksi dan obstruksi.
-       Urotiliasis.
-       Kerusakan fungsi ginjal.
-       Gagal ginjal akut.
-       Gagal ginjal kronis.

V.       Penatalaksanaan

-       Karena batu ginjal meningkatkan resiko infeksi, sebsis dan obstruksi urinarius pasien di instruksikan melaporkan penurunan volume urin dan adanya urin yang keruh atau mengandung darah.
-       Keluar urin total dan pola berkemih diperiksa.
-       Meningkatkan pemasukan cairan di lakukan untuk mencegah dehidrasi dan meningkatkan tekanan hidrostaltik dalam traktus urinasius untuk mendorong pasase batu.
-       Ambulasi didorong sebagai suatu cara untuk menggeser batu dari taktus urinarius.
-       Tanda-tanda vital pasien mencakup suhu dipantau untuk mendeteksi tanda-tanda dini adanya infeksi.
-       Segera melaporkan bila ada rasa nyeri.
-       Analgesik diberikan sesuai resep untuk mengurangi nyeri.
-       Melakukan pembedahan untuk pengambilan batu ginjal.
(Mansjoer Arief, “Kapita Selekta Kedokteran” Edisi Kedua, Medikal Aesculapius, FKUI, Jakarta, 2000)

ASUHAN KEPERAWATAN

Asuhan keperawatan merupakan proses terapeutik yang melibatkan hubungan kerja sama antara perawat dengan klien, keluarga dan masyarakat untuk mencapai kesehatan yang optimal.
(Suyono, Slamet, Dr, Prof, SPDO, KG, “Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam, Jilid II, FKUI, Jakarta, 2001)
A).        Pengkajian
1.   Identitas
Data yang diperoleh meliputi nama, umur, jenis kelamin, suku bangsa, pekerjaan, pendidikan, alamat, tanggal masuk MRS dan diagnosa medis.
2.   Keluhan Utama
Merupakan keluhan yang paling menggangu ketidak nyamanan dalam aktivitas atau yang menggangu  saat ini.
3.   Riwayat Kesehatan Sekarang
Di mana mengetahui bagaimana penyakit itu timbul, penyebab dan faktor yang mempengaruhi, memperberat sehingga mulai kapan timbul sampai di bawa ke RS.
4.   Riwayat Kesehatan Penyakit Dahulu
Klien dengan batu ginjal didapatkan riwayat adaya batu dalam ginjal.
5.   Riwayat Kesehatan Keluarga
Yaitu mengenai gambaran kesehatan keluarga adanya riwayat keturunan dari orang tua.
6.   Riwayat psikososial
Siapa yang mengasuh klien, bagaimana hubungan dengan keluarga, teman sebaya dan bagaimana perawat secara umum.

B).    Pola-pola Fungsi Kesehatan
1.      Pola persepsi dan tata laksana hidup
      Bagaimana pola hidup orang atau klien yang mempunyai penyakit batu ginjal dalam menjaga kebersihan diri klien perawatan dan tata laksana hidup sehat.
2.      Pola nutrisi dan metabolisme
      Nafsu makan pada klien batu ginjal terjadi nafsu makan menurun karena adanya luka pada ginjal.
3.      Pola aktivitas dan latihan
      Klien mengalami gangguan aktivitas karena kelemahan fisik gangguan karena adanya luka pada ginjal.
4.      Pola eliminasi
      Bagaimana pola BAB dan BAK pada pasien batu ginjal biasanya BAK sedikit karena adanya sumbatan atau bagu ginjal dalam perut, BAK normal.
5.      Pola tidur dan istirahat
      Klien batu ginjal biasanya tidur dan istirahat kurang atau terganggu karena adanya penyakitnya.
6.      Pola persepsi dan konsep diri
      Bagaimana persepsi klien terdapat tindakan operasi yang akan dilakukan dan bagaimana dilakukan operasi.
7.      Pola sensori dan kognitif
      Bagaimana pengetahuan klien tarhadap penyakit yang dideritanya selama di rumah sakit.
8.      Pola reproduksi sexual
      Apakah klien dengan nefrolitiasis dalam hal tersebut masih dapat melakukan dan selama sakit tidak ada gangguan yang berhubungan dengan produksi sexual.
9.      Pola hubungan peran
      Biasanya klien nefrolitiasis dalam hubungan orang sekitar tetap baik tidak ada gangguan.
10.  Pola penaggulangan stress
Klien dengan nefrolitiasis tetap berusaha dab selalu melakukan hal yang positif jika stress muncul.
11.  Pola nilai dan kepercayaan
Klien tetap berusaha dan berdo’a supaya penyakit yang di derita ada obat dan dapat sembuh.
(Handerson, M.A, “Ilmu Bedah Untuk Perawat” Yayasan Egsensia Medika Yogyakarta, 1991)




C).    Pemeriksaan Fisik
1.      Keadaan Umum
-          Klien biasanya lemah.
-          Kesadaran komposmetis.
-          Adanya rasa nyeri.
2.      Kulit
-       Teraba panas.
-       Turgor kulit menurun.
-       Penampilan pucat.
3.      Pernafasan
-       Pergerakan nafas simetris.
4.      Cardio Vaskuler
-       Takicardi.
-       Irama jantung reguler.
5.      Gastro Intestinal
-       Kurang asupan makanan nafsu makan menurun.
6.      Sistem Integumen
-       Tampak pucat.
7.      Geneto Urinalis
-       Dalam BAK produksi urin tidak normal.
-       Jumlah lebih sedikit karena ada penyumbatan.

Pemeriksaan Penunjang
1.      Urin lengkap, darah lengkap.
2.      Peningkatan kadar bilirubin terkonjugasi yang disebabkan oleh obstruksi.
3.      Pemeriksaan IVP

D).     Diagnosa Keperawatan

Pada kasus nefrolitiasis didapatkan diagnosa keperawatan yang sering muncul adalah :
1.         Nyeri berhubungan dengan proses inflamasi, iskemia jaringan.
2.         Nutrisi kurang berhubungan dengan in take in adekuat.
3.         Kurang pengetahuan berhubungan dengan proses penyakitnya.
4.         Gangguan aktivitas berhubungan dengan kelemahan otot.
5.         Resiko terjadinya kekurangan cairan berhubungan dengan in take peroral.


E).   Perencanaan
1.   Nyeri berhubungan dengan  proses inflamasi jaringan.
Tujuan : nyeri berkurang atau hilang dalam waktu 2 x 24 jam.
KH : - Perasaan nyeri berkurang.
-    Klien tampak tenang.
Rencana tindakan
1.         Jelaskan pada pasien tentang penyebab nyeri.
2.         Kaji tingkat nyeri.
3.         Alihkan perhatian klien pada hal yang positif
4.         Observasi TTV.
5.         Kolaborasi dengan tim dokter.

Rasional
-             Klien mengerti akan proses terjadinya atau timbulnya penyakitnya.
-             Mengetahui tingkat nyeri.
-             Untuk mengurangi rasa nyeri.
-             Mengetahui keadan umum pasien.
-             Untuk membantu memberikan terapi.

F).   Pelaksanaan atau Implementasi

Tahapan dalam melakukan sesuatu yang telah direncanakan dan untuk melakukan perencanaan tersebut harus ada pelaksanaan.

G).  Evaluasi

Tahapan akhir untuk mengakhiri dalam suatu diagnosa perencanaan dan sampai pelaksanaan apakah ada hasil atau tetap.


DAFTAR PUSTAKA


1.   Marilynn E. Dongoes, (2000), Rencana Asuhan Keperawatan, Edisi tiga, Buku Kedokteran  EGC, Jakarta.
2.   Sandra M. Nettina (2002), Pedoman Praktek Keperawatan, Buku Kedoketan EGC, Jakarta.

2 komentar:

Translate

Diberdayakan oleh Blogger.

Copyright © / Perawat Hati

Template by : Urangkurai / powered by :blogger