Aspkep Appendiksitis

Askep CA NasoFaring

Diagnosis Keperawatan Yang Mungkin Muncul Pada Pasien Gagal Jantung


1.      Kelebihan volume cairan

A.     Definisi
Kondisi peningkatan retensi cairan isotonik pada seorang individu.
B.     Batasan karakteristik
Subyektif  : ansietas,dispnea atau bernafas dangkal.
Objektif    : bunyi nafas tidak normal (ronki basah halus atau ronki basah kasar ):perubahan elektrolit,anasarka,ansietas, azokemia,perubahan tekanan darah,perubahan status mental, perubahan pada respirasi,penurunanhb dan ht.  
            edema,peningkatan tekanan vena sentral,asupan melebihi haluaran,distensi vena jugularis,oliguria,ortopnea,efusi pleura,refleks hepatojugularis positif,kongesti paru,gelisah, bunyi jantung s3,perubahan berat jenis,pertambahan bb dalam periode singkat.
C.     Intervensi prioritas nic
Ø  Pengelolaan cairan : meningkatkan keseimbangan cairan dan pencegahan komplikasi akibat dari kadar cairan yang tidak normal atau tidak diinginkan.
Ø  Pemantauan cairan : pengumpulan dan analisis data pasien untuk mengatur keseimbangan cairan.


2.      Gangguan pertukaran gas

ü  Definisi
Kelebihan dan kekurangan oksigenasi atau eliminasi
Karbondioksida di membran kapiler alveolar.
ü  Batasan karakteristik
Subjektif : dispnea,sakit kepala pada saat bangun,
            gangguan-gangguan penglihatan.
            objektif : gas darah arteri yang tidak normal;ph arteri tidak normal; ketidakmampuan frekuensi; irama dan kedalaman pernafasan; warna kulit tidak normal ( misalnya pucat; dan kehitaman ); konfusi; sianosis ( hanya pada neonatis ); co2 menurun; diaforesis: iritabilitas; cuping hidung mengembang; gelisah; somnolen; takikardi.
ü  Intervensi prioritas nic
Ø  Pengelolaan asam basa : meningkatkan keseimbangan asam basa dan mencegah komplikasi akibat dari ketidakseimbanganya.
Ø  Pengelolaan jalan nafas : memfasilitasi kepatenan jalan nafas.

3.      Penurunan curah jantung

a.       Definisi
Keadaan pompa darah oleh jantung yang tidak adekuat
      untuk mencapai kebutuhan metabolisme tubuh.
b.      Batasan karakteristik
Subjektif : nyeri dada,dispnea,kelelahan,dispnea
       nokturnal paroksismal,nafas pendek,vertigo,kelemahan.
            objektif : foto sinar x dada abnormal ( kongesti vaskuler 
       paru ).
v  Enzim jantung abnormal
v  Perubahan status mental
v  Aritmia
v  Dingin,kulit pucat
v  Batuk
v  Penurunan arah jantung dengan metode  termodelusi
v  Penurunan nadi perifer
v  Perubahan ekg
v  Edema
v  Fraksi ejeksi <40 %
v  Peningkatan tekanan arteri paru
v  Peningkatan denyut jantung
v  Peningkatan kecepatan nafas
v  Distensi vena jugularis
v  Oksigen vena bercampur ( sac02 )
v  Oliguria
v  Ortopnea
v  Ronki basah
v  Kegelisahan
v  S3 atau s4 ( bunyi jantung )
v  Perubahan warna kulit
v  Penggunaan otot-otot
v  Hasil pembacaan tekanan darah berbeda
v  Mengi
v  Pertambahan bb

        intervensi prioritas nic :
ü  Perawatan jantung : pembatasan komplikasi yang diakibatkan dari ketidakseimbangan antara suplai o2 miokardial dan kebutuhan pasien yang mengalami gejala kerusakan fungsi jantung.
ü  Perawatan jantung,akut,pembatasan komplikasi untuk pasien yang sedang mengalami episode ketidak seimbangan antara suplai o2 miokardial dan kebutuhan yang mengakibatkan kerusakan fungsi jantung.
ü  Perawatan sirkulasi : alat bantu mekanis : dukungan temporer  dari sirkulasi melalui penggunaan alat-alat mekanis atau pompa.
ü  Regulasi hemodinamik : optimalisasi denyut jantung,
Preload,afterload dan kontraktilitas.
ü  Penatalaksanaan syok : jantung,peningkatan keadekuatan perfusi jaringan untuk pasien dengan gangguan fungsi pompa jantung yang berat.


4.      Defisit perawatan diri

A.     Definisi dpd : mandi/hygiene
Gangguan kemampuan untuk melakukan atau memenuhi
Aktivitas mandi/hygiene.
ü  Batasan karakteristik
Objektif : ketidakmampuan untuk melakukan tugas-tugas berikut : mengeringkan badan,mengambil perlengkapan mandi,masuk dan keluar kamar mandi, mendapatkan/menyediakan air,mengatur suhu dan aliran air mandi,membersihkan tubuh atau anggota tubuh.
ü  Intervensi prioritas nic
Mandi : membersihkan tubuh yang berguna untuk relaksasi kebersihan dan penyembuhan.
Bantuan perawatan diri,mandi/hygiene pribadi pasien untuk memenuhi hygiene pribadi.

B.     Definisi dpd : berpakaian/berhias
Suatu hambatan kemampuan untuk memenuhi aktivitas
Berpakaian lengkap dan berhias diri.
ü  Batasan karakteristik
Objektif : hambatan kemampuan untuk mengenakan pakaian,mengambil atau mengganti pakaian,mengenakan dan melepaskan bagian-bagian pakaian yang penting,ketidakmampuan untuk memilih pakaian,mengambil pakaian,mengenakan pakaian pada tubuh bagian ( bawah,atas ),mengenakan ( sepatu,kaos kaki ),melepaskan pakaian,menggunakan alat bantu,menggunakan retsleting.
ü  Intervensi prioritas nic
·         Berpakaian : memilih,mengenakan dan melepas pakaian untuk orang yang tidak dapat melakukan hal ini sendiri.
·         Perawatan rambut : adanya peningkatan penampilan rambut yang bersih rapi dan menarik.
·         Bantuan perawatan diri : berpakaian/berhias : membantu pasien dalam berpakaian dan menggunakan tata rias.

C.     Definisi dpd : makan
            suatu hambatan kemampuan untuk menyuap makanan dari piring ke mulut,meletakkan makanan ke piring,memegang atau makan,mengingesti makanan dengan cara yang dapat diterima oleh masyarakat,mengingesti makanan secara aman,mengingesti makanan yang cukup, memanipulasi  makanan di mulut,membuka wadah, mengambil cangkir/gelas,menyiapkan makanan untuk dingesti,menelan makanan,menggunakan alat bantu.

ü  Intervensi prioritas nic
Ø  Pengelolaan lingkungan :  manipulasi lingkungan sekitar pasien untuk keperluan terapeutik.
Ø  Bantuan perawatan diri : toileting,bantuan untuk eliminasi.

5.      Resiko kerusakan integritas kulit

A.     Definisi
Suatu keadaan kulit seseorang yang beresiko terjadi
Perubahan secara tidak diinginkan.
B.     Intervensi prioritas nic
ü  Pengelolaan penekanan : meminimalkan penekanan pada bagian-bagian tubuh.
ü  Pencegahan ulkus dekubitus : pencegahan terjadinya ulkus dekubitus untuk pasien yang beresiko tinggi mengalaminya.
ü  Surveilans kulit : pengumpulan dan analisis data pasien untuk mempertahankan integritas kulit dan membran mukosa.
v  Batasan karakteristik :
Objektif : gangguan pada permukaan kulit ( epidermis ),kerusakan pada lapisan kulit ( dermis )
Invasi dari struktur tubuh.

Askep Diabetes Mellitus


1. Pengertian Diabetes mellitus
         Diabetes Mellitus adalah keadaan hiperglikemi kronik yang disertai berbagai kelainan metabolik akibat gangguan hormonal yang menimbulkan berbagai komplikasi kronik pada mata, ginjal, saraf dan pembuluh darah (Mansjoer dkk,1999). Sedangkan menurut Francis dan John (2000), Diabetes Mellitus klinis adalah suatu sindroma gangguan metabolisme dengan hiperglikemia yang tidak semestinya sebagai akibat suatu defisiensi sekresi insulin atau berkurangnya efektifitas biologis dari insulin atau keduanya.

2.      Klasifikasi

Klasifikasi Diabetes Mellitus dari National Diabetus Data Group: Classification and Diagnosis of Diabetes Mellitus and Other Categories of Glucosa Intolerance:

a.       Klasifikasi Klinis
1)      Diabetes Mellitus
a)      Tipe tergantung insulin (DMTI), Tipe I
b)      Tipe tak tergantung insulin (DMTTI), Tipe II
(1)   DMTTI yang tidak mengalami obesitas
(2)   DMTTI dengan obesitas
2)      Gangguan Toleransi Glukosa (GTG)
3)      Diabetes Kehamilan (GDM)
b.      Klasifikasi risiko statistik
1)      Sebelumnya pernah menderita kelainan toleransi glukosa
2)      Berpotensi menderita kelainan toleransi glukosa
Pada Diabetes Mellitus tipe 1 sel-sel β pancreas yang secara normal menghasilkan hormon insulin dihancurkan oleh proses autoimun, sebagai akibatnya penyuntikan insulin diperlukan untuk mengendalikan kadar glukosa darah. Diabetes mellitus tipe I ditandai oleh awitan mendadak yang biasanya terjadi pada usia 30 tahun.
Diabetes mellitus tipe II terjadi akibat penurunan sensitivitas terhadap insulin (resistensi insulin) atau akibat  penurunan jumlah produksi insulin.

3.      Etiologi
a.       Diabetes Mellitus tergantung insulin (DMTI)
1)      Faktor genetic
Penderita diabetes tidak mewarisi diabetes tipe I itu sendiri tetapi mewarisi suatu presdisposisi atau kecenderungan genetic kearah terjadinya diabetes tipe I. Kecenderungan genetic ini ditentukan pada individu yang memililiki tipe antigen HLA (Human Leucocyte Antigen) tertentu. HLA merupakan kumpulan gen yang bertanggung jawab atas antigen tranplantasi dan proses imun lainnya.
2)      Faktor imunologi
Pada diabetes tipe I terdapat bukti adanya suatu respon autoimun. Ini merupakan respon abnormal dimana antibody terarah pada jaringan normal tubuh dengan cara bereaksi terhadap jaringan tersebut yang dianggapnya seolah-olah sebagai jaringan asing.
3)      Faktor lingkungan
Faktor eksternal yang dapat memicu destruksi sel β pancreas, sebagai contoh hasil penyelidikan menyatakan bahwa virus atau toksin tertentu dapat memicu proses autuimun yang dapat menimbulkan destuksi sel β pancreas.
b.      Diabetes Mellitus tak tergantung insulin (DMTTI)
Secara pasti penyebab dari DM tipe II ini belum diketahui, factor genetic diperkirakan memegang peranan dalam proses terjadinya resistensi insulin. Diabetes Mellitus tak tergantung insulin (DMTTI) penyakitnya mempunyai pola familiar yang kuat. DMTTI ditandai dengan kelainan dalam sekresi insulin maupun dalam kerja insulin. Pada awalnya tampak terdapat resistensi dari sel-sel sasaran terhadap kerja insulin. Insulin mula-mula mengikat dirinya kepada reseptor-reseptor permukaan sel tertentu, kemudian terjadi reaksi intraselluler yang meningkatkan transport glukosa menembus membran sel. Pada pasien dengan DMTTI terdapat kelainan dalam pengikatan insulin dengan reseptor. Hal ini dapat disebabkan oleh berkurangnya jumlah tempat reseptor yang responsif insulin pada membran sel. Akibatnya terjadi penggabungan abnormal antara komplek reseptor insulin dengan system transport glukosa. Kadar glukosa normal dapat dipertahankan dalam waktu yang cukup lama dan meningkatkan sekresi insulin, tetapi pada akhirnya sekresi insulin yang beredar tidak lagi memadai untuk mempertahankan euglikemia (Price,1995). Diabetes Mellitus tipe II disebut juga Diabetes Mellitus tidak tergantung insulin (DMTTI) atau Non Insulin Dependent Diabetes Mellitus (NIDDM) yang merupakan suatu kelompok heterogen bentuk-bentuk Diabetes yang lebih ringan, terutama dijumpai pada orang dewasa, tetapi terkadang dapat timbul pada masa kanak-kanak.
Faktor risiko yang berhubungan dengan proses terjadinya DM tipe II, diantaranya adalah:
1)      Usia ( resistensi insulin cenderung meningkat pada usia di atas 65 tahun)
2)      Obesitas
3)      Riwayat keluarga
4)      Kelompok etnik













3. Patofisiologi
        












Pelaporan Penerapan Sistem Metode Asuhan Keperawatan Profesional Dengan Teknik Analisa SWOT



2.1         Lingkungan Fisik
Ruang bedah RS Al-Irsyad merupakan ruangan yang terintegral dalam satu pelayanan di RS Al-Irsyad yang terletak di lantai III.
a.       Denah ruangan

SAP Diare


SATUAN ACARA PEMBELAJARAN
( SAP )


  1. Topik                                       : Diare
  2. Sub Topik                                : Perawatan Diare pada anak usia todller
  3. Diagnosa Keperawatan           : Kurang pengetahuan tentang diare b.d Kurangnya
 informasi
  1. Tujuan:
1)      Tujuan Umum :
Setelah dilakukan tindakan keperawatan pendidkan kesehatan selama 1x30 menit diharapkan keluarga dapat merawat pasien diare.
2)      Tujuan Khusus : setelah dilakukan pendidikan kesehatan perawatan pada anak dengan diare 1x30 menit keluarga mampu:
a.    Menyebutkan kembali tentang pengertian diare
b.   Menyebutkan kembali penyebab diare
c.    Menjelaskan kembali klasifikasi diare
d.   Menyebutkan kembali gejala diare
e.    Menyebutkan kembali pencegahan diare
f.    Mendemonstrasikan kembali cara pembuatan larutan gula garam dan oralit
g.   Termotifasi untuk merawat anggota keluarga dengan diare
  1. Sasaran                                    : Keluarga Tn.S (anak, ayah, dan ibu, nenek dan kakek)
  2. Metode                                    : Deramah, Tanya jawab, Demonstrasi
7.      Media                                      : Lembar balik, Leaflet, alat pembuatan LGG (2 gelas,
                                                  gula, garam, air matang, sendok the, sendok makan)
  1. Waktu                                     : 1x30 menit
  2. Tanggal                                   : 18 Oktober ( jam 10.00WIB )
  3. Tempat                                    : Ruang A1 Dahlia RSUD KAB KEBUMEN







  1. Strategi Pelaksanaan
JAM/WAKTU
TAHAP
RESPON
5 menit
Orientasi
  • Memberi salam
  • Mengingatkan kontrak
  • Menjelaskan maksud dan tujuan
  • Menanyakan kesediaan
  • Apersepsi
·          

  • Klien Menjawab salam
  • Klien  ingat dengan kontrak
  • Klien mengerti maksud dan tujuan perawat
  • Klien bersedia/siap
  • Klien mampu menjawab pertanyaan perawat
20 menit
Kerja
  • Menjelaskan pengertian Diare
  • Menjelaskan penyebab diare
  • Menjelaskan tanda diare
  • Menjelaskan klasifikasi diare
  • Menjelaskan pencegahan diare
  • Mendemonsrasikan pembuatan LGG


Klien mendengarkan dan memperhatikan penjelasan perawat
5 menit
Terminasi
  • Melakukan terminasi
  • Memberi reward
  • Memberi salam penutup

  • Klien pasien mampu menjawab pertanyaan perawat
  • Klien mampu mendemonstrasikan cara membuat LGG
  • Klien menjawab salam perawat

  1. Pelaksana                                : Tumbuh triwidyaningrum
  2. Materi                                      : Terlampir

  1. Evaluasi :
1)   Evaluasi persiapan
a.    Materi sudah siap dan dipelajari 3 hari sebelum Penkes
b.    Media sudah siap 2 hari sebelum Penkes
c.    Undangan untuk peserta didik sudah disampaikan 3 hari sebelum Penkes
d.   Tempat sudah siap 3 jam sebelum Penkes
e.    SAP sudah siap 2 hari sebelum Penkes
2)   Evaluasi Proses
a.    100% peserta datang tepat waktu
b.    Peserta memperhatikan penjelasan perawat
c.    Peserta aktif bertanya bahkan memberikan pendapat Media dapat digunakan secara efektif
3)   Evaluasi Hasil
a.    Peserta dapat menyebutkan kembali tentang pengertian diare
b.    Peserta dapat menyebutkan kembali penyebab diare
c.    Peserta dapat menyebutkan kembali tentang klasifikasi diare
d.   Pesrta dapat menyebutkan kembali gejala diare
e.    Peserta dapat menyebutkan kembali cara pencegahan diare
















Materi
Asuhan Keperawatan Diare Pada Klien Bayi dan Anak

A.    Definesi
·         Hipokrates
-          Diare sebagai BA yang tidak normal dan cair
·         Bagian Ilmu Kesehatan Anak FKUI/RSCM
-          Buang air besar yang tidak normal atau bentuk tinja yang encer dengan frekuensi lebih dari biasanya
·         Neonatus, diartikan diare bila fekuensi buang air besar sudah lebih dari 4 kali
·         Bayi, diartikan diare bila frekuensi lebih dari 3 kali
( Ilmu Kesehatan ANak FKUI )

B.     Etiologi
1.      Faktor Infeksi
·         Infeksi internal ; infeksi saluran pencernaan yang merupakan penyebab utama diare anak
Meliputi :
-          Infeksi bakteri ( E.Coli, Vibrio, Salmonella, dll )
-          Infeksi virus ( Entrovirus, Adenovirus, Rotavirus, dll )
-          Infeksi parasit ( Cacing, Protozoa, Jamur, dll )
·         Infeksi parenteral ; infeksi bagian tubuh lain diluar pencernaan (OMA, Tonsilofaringitis, dll )

2.      Faktor Malabsorbsi
Hiperperistaltik akan mengakibatkan berkurangnya kesempatan usus untuk menyerap makanan, sehingga timbul diare.

3.      Faktor Makanan
·      Faktor makanan ; makanan yang beracun, alergi terhadap makanan


4.      Faktor Psikologis
·         Faktor psikologis ; rasa takut dan cemas, walaupun jarang dapat menimbulkan diare terutama pada anak yang besar

5.      Klasifikasi Diare
Klasifikasi berdasarkan gejala
·         Diare ringan : kehilangan sedikit faces tiap hari, tidak ada tanda penyakit lain
·         Diare sedang : kehilangan banyak cairan, peningkatan suhu, muntah, rewel, iritable, tidak ada tanda dehidrasi
·         Diare berat : pengeluaran faces banyak, tampak tanda dehidrasi, lemah, irritable, lethargi

6.      Gejala
Cengeng, gelisah, suhu tubuh meningkat, nafsu makan berkurang atau tidak ada, warna tinja berubah menjadi hijau karena tercampur empedu, anus dan daeranhya lecet, dehidrasi, BB berkurang turgor kulit berkurang, mata dan ubun-ubun besar menjadi cekung, selaput lendir bibir dan mulut tampak kering

7.      Pencegahan
1.      menggunakan air yang higienis untuk keperluan sehari-hari
2.      waspada terhadap makanan yang akan diberikan
3.      minum air dan makanan yang di masak
4.      mencuci tangan dan kuku sebelum memberikan makanan
5.      menjaga kebersihan badan
6.      buang air besar di tempatnya

8.      Pembuatan LGG
·         1 sendok makan gula
·         1 pucuk sendok teh garam
·         Air matang hangat 200 cc
·         Diaduk kemudian diminumkan seiap kali anak BAB
·         Membuat oralit juga sama penyediaannya

Translate

Diberdayakan oleh Blogger.

Copyright © / Perawat Hati

Template by : Urangkurai / powered by :blogger