2.1        
Lingkungan Fisik
Ruang bedah RS Al-Irsyad merupakan
ruangan yang terintegral dalam satu pelayanan di RS Al-Irsyad yang terletak di
lantai III.
a.      
Denah ruangan 
|  | |||
|  | |||
Keterangan :
I       : Kelas I                                   LF       : Lift
II      : Kelas II                                 Sph      : Spoel hock 
Ad   : Ruangan
administrasi            Ns        : Kantor perawat
III    : Kelas III
b.      
Fasilitas untuk pasien
Dalam ruangan kelas I terdiri dari :
·        
Tempat tidur pasien
·        
Tempat tidur keluarga pasien
·        
Air conditioner
·        
Wastafel
·        
Kursi dan meja
·        
Kamar mandi
·        
Almari es
·        
TV
·        
Kursi dan meja
Dalam ruangan kelas II terdiri dari :
·        
Tempat tidur pasien 2 bed
·        
TV
·        
AC
·        
Wastafel
·        
Kamar mandi
·        
Lemari 
·        
Kursi dan meja
Dalam ruangan kelas III terdiri dari :
·        
Tempat tidur pasien 4 bed dalam
satu ruangan 
·        
Kursi dan meja
·        
Kamar mandi
·        
Kipas angin 
·        
Wastafil
c.      
Fasilitas untuk perawat
·        
Ruangan perawat
·        
Meja dokumentasi Askep
·        
Kipas angin
·        
Air mineral
·        
Almnari material administrasi
Px dan pendokumentasian
·        
Meja kursi perawat
d.     
Fasilitas peralatan / bahan
kesehatan
·        
Tensimeter                     : 2 buah
·        
Stetoscope                     : 2 buah
·        
ECG                              : 1 buah
·        
Dresing cart status         : 1 buah
·        
Dresing cart                   : 1 buah
·        
Termomenter electric     : 1 buah
·        
Oksigen tabung             : 1 buah
·        
GD 4 engine                  : 1 buah
·        
Set rawat luka               : 2 set
·        
Lampu energensi           :    
-
·        
Ambil bag                      : 1 buah
·        
Flaslight                         : 1 buah
·        
Kursi roda                     : 1 buah
·        
Brandcart                      : 1 buah
·        
Glisirin spuit                  : 1 buah
·        
Mebulizer                      : 1 buah
·        
Suction                          : 1
buah
·        
1 almari cairan berisi      :
-   
D5
-   
Norma salin
-   
Ringer lactst
-   
Martos 10
-   
Ringer dekstrasi 5
2.2        
Data Keterangan / Sumber
Daya Manusia
| 
No. | 
Klasifikasi Pendidikan | 
Jumlah | 
| 
1. 
2. 
3. | 
Akper  
Spk  
SMA / SMEA | 
9 orang 
1 orang 
3 orang | 
| 
No. | 
Jabatan  | 
Jumlah | 
| 
1. 
2. 
3. 
4. | 
Dokter spesialis tetap dan tamu  
Dokter umum 
Cleaning service 
administrasi | 
17 orang 
11 orang 
 2 orang 
 1 orang  | 
2.3        
Analisa SWOT
| 
Strengt  | 
Weakness | 
Appartunity  | 
Treatment  | 
| 
A.      
  MAKP 
*          
  Visi dan motto yang
  berorientasi pada pelayanan yang profesional sesuai dengan MAKP tim atau
  fungsional karena memungkinkan pelayanan keperawatan yang menyeluruh
  mendukung pelaksanaan keperawatan memudahkan komunikasi sehingga mengurangi
  konflik dan pembagian tugas yang jelas. 
*          
  Pendidikan yang
  berkelanjutan. 
*          
  Sistem pendekomentasian dengan
  SOR. 
*          
  Supervisi dari Kabag dan
  Karu.  
B.       
  Sentralisasi Obat 
*          
  Sentralisasi obat sudah
  dilaksanakan  dengan perincian
  penerimaan / pemberian resep. Pemberian obat, pembelian obat sudah
  terdokumentasi. 
*          
  Pembagian obat diberikan
  sesuai jadwal yang diberikan oleh pelaksana atas wewenang dari katim  
C.       
  Supervisi 
*          
  Supervisi sudah dilaksanakan
  oleh kabag, karu dalam sehari 3 kali. 
*          
  Pendokumentasian sudah
  dilaksanakan. 
D.      
  Timbang Terima 
*          
  Timbang terima sudah
  dilaksanakan per shif dipimpin oleh kasim dengna membawa buku timbang terima
  dengan waktu max 30 menit dan min 15 menit gambar mekanisme timbang terima : 
*          
  Dengan adanya buku timbang
  terima membuat perawat melaksanakan tindakan profesional lebih berfokus
  terhadap masalah yang dihadapi dan melaksanakannya secara optimal / maksimal. 
E.       
  Dokumentasi 
*          
  Sistem dokumentasi
  menggunakan teknik source oriented record dimana dokumentasi yang dibuat oleh
  tenaga kesehatan dalam melaksanakan tindakan dan tidak tergantung dengan tim
  kesehatan yang lain (otonomi dalam pembuatan dokumentasi). 
*          
  Tersedianya sarana prasarana
  berupa : format pendokumentasian yang otonom tersedia dalam tempat khusus
  (alamri data), meja khusus untuk penulisan dokumentasi dilengkapi kursi dan
  alat-alat penunjang dokumentasi (alat-alat tulis). 
*          
  Adanya kebijaksanaan dari
  kabag keperawatan tentang pendokumentasian pasien KRS maksimal 2 x 24 jam
  harus sudah di dokumentasikan. 
*          
  Pelatihan manajemen yang
  dilakukan. | 
*    
  Pendokumentasian kurang
  efektif karena belum maksimal pada fokus Askep Pre & Post Op secara Bio Psico
  Socio Spiritual. 
*          
  Pada pendokumentasia
  penerimaan obat terdapat bagian-bagian tertentu yang belum terdokumentasi
  secara maksimal yaitu penulisan nama & tanda tangan penyerah obat. 
*          
  Supervisi belum optimal
  karena dilaksanakan oleh kabag, karu dan perawat yang ditunjuk. 
*          
  Adanya supervis oleh perawat
  perwakilan dari ruangan yang harus melakukan supervisi ialah seluruh ruangan
  di rumah sakit, sehingga kurang efektif di karenakan kompleksitas
  permasalahan kx dari masing-masing ruangan.  
*          
  Kurang disiplinan waktu
  mengakibatkan timbang terima dilaksanakan secara tergesa-gesa. Menurut
  Nursalam kembang terima dilaksanakan sesuai dengan waktu shif yang telah
  disepakati dan menjelaskan kondisi px harus secara singkat dan jelas dengan
  waktu ± 5 menit per pasien dan katim
  melakukan pendekomentasian dalam buku timbang terima  
*          
  Pendekomentasian dengan
  teknik SOR belum terlaksana secara optimal dengan asumsi kekurang telitian
  dalam penulisan nama terang, tanda tangan. Penulisan analisa data, pembuatan
  intervensi sehingga format / lembaran-lembaran yang ada belum terisi secara
  menyeluruh / tertunda pendokumentasiannya. 
*          
  Perkembangan px yang belum
  tercatat secara baik dengan belum terdokumentasi / penundaan
  pendokumentasian. 
*          
  Tenaga yang kurang memadai
  karena sistem source oriented record memerlukan otimalisasi dari pelaksanaan
  MAKP dimana tim MAKP atau fungsional idealnya 6 –7 perawat melaksanakan 1 –2
  intervensi. | 
*      
  BOR 60,53 % 
*      
  Supervisi yang sudah
  terdokumentasi. 
*      
  Realisasi pendidikan
  berkelanjutan 
Pendidikan tersebut berupa pelatihan dasar manajemen keperawatan
  dan keterampilan tidakan keperawatan.  
*      
  Penanggung jawab sentralisasi
  obat sudah ada untuk pendokumentasian peneriamaan dan pembarian terapi secara
  tepat yaitu : 
·       Tepat obat. 
·       Tepat pasien. 
·       Tepat waktu. 
·       Tepat dosis. 
·       Tepat rute / cara pemberian 
·       Tepat administrasi 
*      
  Perawat senior yang telah
  bertahun-tahun bekerja merupakan modal untuk pemaksimala supervisi 
*      
  Dengan adanya kerjasama antar
  perawat membuka / wawasan / ilmu pengetahuan dalam melaksanakan asuhan
  keperawatan profesional. 
*      
  Dengna adanya timbang yang
  berkesinambungan masalah pasien yang timbul dapat diketahui dan dapat
  dilakukan tindakan secara tepat dan cepat sehingga kebutuhan pasein dapat
  terpenuhi. 
*      
  Dengan adanya timbang terima
  alur kegiatan dapat berjalan dengan baik. 
*      
  Pelatihan manajeman yang
  pernah dilaksanakan, bisa dimaksimalkan sehingga upaya peningkatan kualitas
  pendokumentasian. | 
*       
  Afta 2003 
*       
  Persaingan rumah sakit yang
  semakin pesat dengan penawaran specialisasi keperawatan dan penggunaan high
  tech. 
*       
  Tututan dari pasien untuk
  mendapatkan pelayanan dan informasi obat berupa indikasi efek samping secara
  perofesional. 
*       
  Karakteristik pasien yang
  dirawat bukan hanya dengan satu diagnosa medis sehingga, supervisi lebih
  kompleks. 
*       
  Adanya tuntutan yang lebih
  tinggi dari masyarakat untuk mendapatkan pelayanan yang lebih baik. 
*       
  Permasalahan px dengan jumlah
  BOR 60,5 % (bulan maret) memerlukan pendokumentasian yang valid yaitu : 
  Pencatatan terapi dilanjutkan / di stop. 
  Kondisi kx 
  Tindakan medis / keperawatan yang akan dilakukan. 
*       
  Persaingan pelayanan RS yang
  semakin pesat. 
*       
  Sikap kritis dan tuntutan
  masyarakat akan pelayanan yang memuaskan serta upaya tanggung jawab, gugat px
  secara profesional (sesuai teknik dokumentasi proses keprawatan).  | 
2.4        
Rumusan Masalah 
Setelah dilakukan analisa ruangan dengan menggunakan
analisa SWOT, maka permasalahan-permasalahan yang timbul adalah :
1.     
Belum optimal penerapan MAKP
sehingga dualisme MAKP yaitu : metode tim dan fungsional.
2.     
Sistem pendokumentasian belum
optimal karena :
-   
Masih belum lengkap penulisan
pada lembar proses keperawatan atau penundaan pendokumentasian.
-   
Masih dijumpai tertinggalnya
penulisan petugas berupa nama terang / tanda tangan petugas.
3.     
Metode persiapan spiritual
sehingga peran perawat masih belum efekttif karena hanya mengoptimalkankan
peran kerohanian sehingga lama kontak dengan Px terbatas waktunya.
2.5        
Perencanaan 
Berdasarkan analisa situasi ruangan
tempat Aplikasi Model Asuhan Keperawatan profesional maka, kelompok membuat
rencana berdasarkan hasil dari analisa SWOT sebagai berikut :
a.      
Pengorganisasian
Untuk efektifitas pelaksanaan MAKP
dan penentuan kebijakan-kebijakan yang sifatnya umum maka kelompok menyusun
struktur organisasi sebagai berikut :
1.      
Ketua                      : Achmad Wahidin
2.      
Wakil Ketua           : Hari Purwanto
3.      
Sekretaris                : Anik Wahyuni
4.      
Bendahara              : Siti Julaikah
5.      
Anggota                  : Evi Sri Wahyuni
  Titin Sudarwati
  Qam Aidah Qusmi
Adapun dalam pelaksanaan di
ruangan maka diselenggarakan  pengorganisasian
dengan pembagian peran sebagai  karu,
katim, dan perawat pelaksana efektif mulai 5 – 11 Mei 2005 secara
berkesinambungan dan pemerataan peran (terlampir).
b.      
Rencana strategi kegiatan MAKP 
·        
Mendiskusikan bentuk dan
penerapan MAKP
·        
Mendiskusikan format pengkajian
dan pendokumentasian
·        
Merencanakan kebutuhan tenaga
perawat
·        
Melaksanakan timbang terima
c.      
Pengaturan rencana kegiatan 
Rencana kegiatan kelompok
dilaksanakan dalam 12 hari dengan pengaturan kerja sebagai berikut :
| 
Hari  | 
Uraian Perencanaan Kegiatan | 
| 
1 | 
1.      
  Pembuatan struktur organisasi
  kelompok. 
2.      
  Orientasi ruangan dan
  perkenalan. 
3.      
  Melakukan analisa SWOT
  ruangan. 
4.      
  Mengidentifikasi masalah dan
  prioritas masalah. 
5.      
  mengidentifikasi hasil dan
  masalah yang ditemukan. 
6.      
  Menyusun rencana, jadwal dan
  rencana pembagian peran dalam pelaksanaan MAKP. | 
| 
4 – 10 | 
1.      
  Penyusunan format hitung
  terima, kegiatan harian dokumentasi. 
2.      
  Aplikasi MAKP, aplikasi
  peran, pendelegasian tugas dan proses dokumentasi keperawatan. 
3.      
  Penyelenggaraan timbang
  terima. 
4.      
  Penerapan semua program. 
5.      
  Penyelenggaraan rotasi dinas. | 
| 
11 – 12 | 
1.      
  Evalusi model asuhan
  keperawatan profesional. 
2.      
  Penyusunan laporan. | 
d.     
Keterangan 
Dengan memperhatikan jumlah
kelompok 4 yang terdiri dari 7 mahasiswa / siswi, tingkat BOR 60 – 53 % dan
rangkaian tugas yang di bebankan kepada kami maka, kami mengoptimalkan dengan
membagi dalam 3 rotasi shift waktu pagi, siang, dan malam untuk memaksimalkan
pembagian tugas peran sebagai karu, katim dan perawat pelaksanaan (jadwal dinas
terlampir).
2.6        
Pelaksanaan 
Model Asuhan Keperawatan profesional
kami laksanakan secara efektif pada tanggal 5 sampai 11 Mei 2005 dengan
pembagian peran karu, katim dan perawat pelaksana secara berkesinambungan.
a.      
Fungsi pengorganisasian
Sebagai acuan dalam penerapan
model Asuhan Keperawatan profesional yang di dalamnya memerankan sebagai karu,
katim dan perawat pelaksana serta penggunaan 
model tim maka, akan diuraikan sebagai berikut :
·        
MAKP Tim
Metode ini menggunakan tim yang
terdiri dari anggota yang berbeda-beda dalam memberikan asuhan keperawatan
terhadap sekelompok pasien di bagi dalam grup kecil yang terdiri dari tenaga
profesional, tehnikal dan pembantu yang saling membantu.
Kelebihan :
·        
Memungkinkan pelayanan
keperawatan yang menyeluruh
·        
Mendukung proses keperawatan
·        
Memungkinkan komunikasi antar
tim
Kelemahan :
·        
Komunikasi antar anggota tim
terbentuk terutama dalam bentuk konferensi tim, yang biasanya membutuhkan waktu
dimana sulit untuk dilaksanakan diwaktu sibuk.
Tugas kepala ruangan berperan dalam :
·        
Menerima pasien baru
·        
Memimpin rapat
·        
Mengevaluasi
·        
Membuat daftar dinas
·        
Menyediakan material
·        
Perencanaan, pengawasan,
pengarahan
Peran sebagai Ketua Tim / Katim :
·        
Membuat perencanaan Askep
·        
Mengadakan tindakan kolaborasi
·        
Memimpin timbang terima
·        
Mendelegasikan tugas
·        
Memimpin ronde keperawatan
·        
Mengevaluasi pemberian Askep
·        
Bertanggung jawab terhadap
pasien 
·        
Memberi petunjuk jika pasien
akan pulang
·        
Menbisi resume keperawatan
Peran sebagai anggota tim / perawat pelaksana :
·        
Memberikan Askep
·        
Mengikuti timbang terima
·        
Melaksanakan tuga yang
didelegasikan
·        
Mendokumentasikan tindakan
keperawatan
b.      
Pelaksanaan kegiatan 
Berdasarkan perencanaan yang telah
disusun berikut ini kami sampaikan pelaksanaan kegiatan penerapan modal praktik
profesional dalam manajenen keperawatan di ruang bedah RS Al Irsyad Surabaya.
| 
No. | 
Hari  | 
Kegiatan  | 
| 
1. | 
1 | 
1.      
  Melakukan pengkajian situasi
  ruangan dan menyusun struktur organisasi kelompok. 
2.      
  Orientasi ruangan dan
  perkenalan. 
3.      
  Melakukan analisa SWOT
  ruangan perawatan. 
4.      
  Mengidentifikasi masalah dan
  prioritas masalah. | 
| 
2 | 
2 | 
1.      
  Mendesiminasikan hasil
  analisa dan masalah yang ditemukan. | 
| 
3 | 
1.      
  Menyusun rencana jadwal dan
  rangcangan pembagian peran dalam pelaksanaan MAKP sebagai : 
è  Kepala ruangan 
è  Ketua tim 
è  Perawat pelaksana  | |
| 
3. | 
4 – 10 | 
1.      
  Mengimplemantasikan
  perorganisasian model Asuah Keperawatan profesional. 
2.      
  Aplikasi peran. | 
| 
4. |  | 
1.      
  Evaluasi program, desiminasi
  berdasarkan prinsip manajemen. 
2.      
  Menyusun laporan hasil
  kegiatan. | 
c.      
Realisasi solusi
Dalam rumusan masalah, kelompok
menemukan 3 permasalah yang mendasar yaitu :
1.      
Masalah pendokumentasian Asuhan
Keperawatan.
2.      
Optimalisasi penerapan single
MAKP dalam ruangan.
3.      
Asuhan bio psico socio
spiritual pada Kx pre post operasi. Dimana aspek spiritual, kelompok menilainya
belum optimal.
·        
Penerapan MAKP Tim
Secara efektif penerapan MAKP Tim
kami laksanakan mulai tanggal 5 – 11 Mei 2005 dengan pembagian peran (data
terlampir) dan disesuaikan dengan penghitungan jumlah tenaga perawat yang
dibutuhkan (data terlampir).
·        
Masalah pendokumentasian Asuhan
Keperawatan
Model yang kami gunakan adalah model
SOR (source oriented record) yang berisi format yang memungkinkan tenaga
kesehatan untuk melakukan pendokumentasian secara mandiri dan otonomi (data
terlampir).
·        
Pada Px pre post operasi
Asuhan Perawatan pada Px pre-post op
khusus aaspek spiritual dengan pengoptimalan peran perawat sebagai pemberian
askep spritual (data terlampir) sehingga efektifitas goal yang diharapkan dapat
tercapai.
Lampiran 
BOR RUANG BEDAH RUMAH SAKIT AL-IRSYAD SURABAYA
 TANGGAL 05 – 05 – 05 
| 
Tanggal  | 
Kelas  | 
Kapasitas  | 
Jumlah bed yang terpakai | 
Jumlah bed kosong  | 
BOR | 
| 
5-5-5   | 
Kamar 307 : wanita 
Kamar 308 : laki-laki | 
4 
4 | 
4 
2 | 
- 
2 | 
66,67 % | 
| 
6-5-5 | 
Kamar 307 : wanita 
Kamar 308 : laki-laki | 
4 
4 | 
4 
2 | 
- 
2 | 
66,67 % | 
| 
7-5-5 | 
Kamar 307 : wanita 
Kamar 308 : laki-laki | 
4 
4 | 
4 
3 | 
- 
1 | 
85,7 % | 
| 
8-5-5 | 
Kamar 307 : wanita 
Kamar 308 : laki-laki | 
4 
4 | 
3 
3 | 
1 
1 | 
66,67 % | 
| 
9-5-5 | 
Kamar 307 : wanita 
Kamar 308 : laki-laki | 
4 
4 | 
4 
3 | 
- 
1 | 
85,7 % | 
| 
10-5-5 | 
Kamar 307 : wanita 
Kamar 308 : laki-laki | 
4 
4 | 
4 
4 | 
- 
- | 
100 % | 
| 
11-5-5 | 
Kamar 307 : wanita 
Kamar 308 : laki-laki | 
4 
4 | 
3 
3 | 
1 
1 | 
66,67 % | 
Lampiran 
·        
Tingkat ketergantungan klien
dan kebutuhan jumlah tenaga perawat
Terhitung mulai tanggal 5 – 11 Mei
2005 penerapan team nursing dilaksanakan dengan semaksimal mungkin dan data
yang kami dapat adalah sebagai berikut :
| 
Tanggal  | 
Klasifikasi | 
Jumlah 
Kx | 
Jumlah kebutuhan perawat  | ||||
| 
Minimal  | 
Partial  | 
Total  | 
Pagi  | 
Sore  | 
Malam  | ||
| 
5 Mei 05 
6 Mei 05 
7 Mei 05 
8 Mei 05 
9 Mei 05 10 Mei
  05 
11 Mei 05 | 
- 
- 
- 
4 
3 
5 
5 | 
3 
3 
4 
1 
3 
2 
- | 
3 
3 
3 
1 
1 
1 
1 | 
6 
6 
7 
6 
7 
8 
6 | 
2 
2 
3 
2 
2 
2 
2 | 
2 
2 
3 
2 
2 
2 
1 | 
1 
1 
1 
1 
1 
1 
1 | 
Lampiran
| 
No  | 
Tanggal | 
Kepala Ruangan | 
Ketua Tim | 
Perawat Pelaksana | 
Shift | 
| 
1. 
2. 
3. 
4. 
5. 
6. 
7. | 
5 Mei 2005 
6 Mei 2005 
7 Mei 2005 
8 Mei 2005 
9 Mei 2005 
10 Mei 2005 
11 Mei 2005 | 
Achmad Wahidin  
Hari  Purwanto  
Titin Sudarwati 
Qam Aidah Qusmi 
Siti Julaikah 
Evi Sri Wahyuni  
Anik Wahyuni   | 
Hari Pruwanto 
Anik Wahyuni   
Evi Sri Wahyuni  
Titin Sudarwati 
Qam Aidah Qusmi 
Anik Wahyuni   
Siti Julaikah 
Titin Sudarwati 
Evi Sri Wahyuni  
Achmad Wahidin 
Siti Julaikah  
Anik Wahyuni   
Evi Sri Wahyuni Hari 
  Purwanto 
Achmad Wahidin 
Qam Aidah Qusmi | 
Qam Aidah Qusmi 
Titin Sudarwati  
Siti Julaikah 
Achmad Wahidin 
Anik Wahyuni   
Qam Aidah Qusmi 
Evi Sri Wahyuni 
Achmad Wahidin 
Anik Wahyuni   
Siti Julaikah 
Hari  Purwanto 
Evi Sri Wahyuni 
Titin Sudarwati 
Qam Aidah Qusmi 
Siti Julaikah  
Achmad Wahidin 
Titin Sudarwati 
Hari  Purwanto 
Titin Sudarwati | 
Dns pagi 
Dns sore  
Dns malam 
Dns pagi 
Dns sore  
Dns malam 
Dns pagi 
Dns sore  
Dns malam 
Dns pagi 
Dns sore  
Dns malam 
Dns pagi 
Dns sore  
Dns malam 
Dns pagi 
Dns sore  
Dns malam 
Dns pagi 
Dns sore  
Dns malam | 
NB : Dinas Malam Sendiri = Merangkap menjadi ketua tim.
 
terima kasih infonya
BalasHapusMakalah Manajemen Keperawatan Controling
Makalah Gastritis enteritis dan Kolitis
Laporan Pendahuluan Keperawatan ADHF