A.Pengertian
Aids
merupakan penyakit dari sistem kekebalan tubuh manusia yang disebabkan
oleh human immunodeficienty virus (HIV).
Kondisi ini semakin mengurangi efektifitassistem kekebalan tubuh dan membuat
seseorang rentan terhadap infeksi
oportunistik dan tumor.HIV ditularkan melalui kontak langsung antara membran
mukosa atau aliran darah dengan cairan tubuh yang mengandung HIV,seperti darah
,air,mani,cairan vagina,cairan preseminal,dan air susu ibu.
Transmisi ini dapat menibatkan
anal,vagina atau oral seks,transfusi darah jarum suntik yang
terkontaminasi,pertukaran antara ibu dan bayi selama kehamilan
,melahirkan,menyusui,atau kontak lain dengan salah satu cairan tubuh tersebut.
B.Penyebab
HIV (human immunodeficiency virus)
diidentifikasi pada tahun 1983 oleh ilmuwan Prancis Luc Montagier dan stafnya
di Institut Pasteur di Paris. Ever since that
discovery, scientists have been searching for ways to treat those infected with
HIV, and to produce a vaccine to prevent its spread. Sejak penemuan itu,
para ilmuwan telah mencari cara untuk mengobati mereka yang terinfeksi HIV, dan
untuk menghasilkan vaksin untuk mencegah penyebarannya. While new antiviral treatments have been developed, a
vaccine has yet to be found. Sementara pengobatan antivirus baru telah
dikembangkan, vaksin belum ditemukan. HIV causes
AIDS (acquired immunodeficiency syndrome), an unpredictable condition that may
progress over many years and is characterized by a slow deterioration of the immune system . HIV
menyebabkan AIDS (acquired immunodeficiency syndrome), suatu kondisi tak
terduga yang dapat berlanjut selama bertahun-tahun dan ditandai oleh penurunan
lambat dari sistem kekebalan tubuh . Once an individual becomes infected (HIV has infected the
target cells) it takes a week or more before the virus is spread throughout the
body's blood and lymph system . Setelah seseorang menjadi terinfeksi
(HIV telah menginfeksi sel target) dibutuhkan seminggu atau lebih sebelum virus
ini menyebar ke seluruh tubuh darah dan sistem getah bening. The immune system responds by turning out HIV antibodies
in about six to eighteen weeks. Sistem kekebalan tubuh merespon dengan
mematikan antibodi HIV dalam waktu sekitar enam sampai delapan belas
minggu. The progression of HIV infection to AIDS
may take several years. Perkembangan infeksi HIV menjadi AIDS mungkin
membutuhkan beberapa tahun. In the initial period,
prolonged (2–4 weeks) flu-like symptoms may appear. Pada periode awal,
yang lama (2-4 minggu) gejala mirip flu dapat muncul. This is followed by an asymptomatic period
(clinical latency) that may last ten or more years. Hal ini diikuti oleh
periode asimtomatik (latensi klinis) yang dapat berlangsung sepuluh
tahun atau lebih. When the immune system becomes
further compromised, the patient may experience opportunistic infections
, caused by the reduced function of the immune system resulting in a plethora
of nonspecific and variable signs and symptoms. Ketika sistem kekebalan
tubuh menjadi lebih terganggu, pasien mungkin mengalami infeksi
oportunistik, yang disebabkan oleh penurunan fungsi sistem kekebalan tubuh
yang mengakibatkan sejumlah besar tanda-tanda spesifik dan variabel dan gejala.
The condition known as AIDS is marked by severe
compromise of the immune system and the presence of one or more opportunistic
infections. Kondisi yang dikenal sebagai AIDS ditandai dengan kompromi
parah dari sistem kekebalan tubuh dan adanya satu atau lebih infeksi
oportunistik. Some clinical signs and symptoms may
include sweating, diarrhea, malaise (feeling tired), anorexia (loss of
appetite), weight loss, wasting (loss of muscle tissue), chest pain, swelling
of the lymph nodes , fungal infections, neurological
disorders, body-fat accumulations, and increased blood fats. Beberapa
tanda dan gejala klinis mungkin termasuk berkeringat, diare, malaise (merasa
lelah), anoreksia (kehilangan nafsu makan), penurunan berat badan, wasting
(kehilangan jaringan otot), nyeri dada, pembengkakan kelenjar getah bening,
infeksi jamur, gangguan neurologis, akumulasi lemak tubuh, dan
lemak darah meningkat. In addition to
disease-induced signs and symptoms, medications used to treat HIV/AIDS may
produce additional signs and symptoms. Selain penyakit yang disebabkan
tanda dan gejala, obat yang dipakai untuk mengobati HIV / AIDS dapat
menghasilkan tanda-tanda dan gejala tambahan.
C.Prinsip
Diit
"Pada
saat orang terinfeksi HIV/AIDS, maka sistem kekebalan dalam tubuh akan menurun.
Pada saat itu, bila terjadi malnutrisi, maka sistem imun akan turun dan
kemungkinan timbulnya penyakit semakin besar. orang yang terinfeksi HIV
biasanya mengalami gejala yang berpengaruh pada asupan nutrisi yang bisa
mengakibatkan terjadinya malnutrisi. Diantaranya, anoreksia atau kehilangan
nafsu makan, diare, demam, mual dan muntah yang sering, infeksi jamur dan
anemia. Karena itu, ODHA mempunyai kebutuhan nutrisi tersendiri dibandingkan
orang sehat.
"Kebutuhan
energi pada ODHA dihitung berdasarkan ada atau tidak adanya gejala seperti
demam, penurunan berat badan dan wasting. Wasting adalah
terjadinya penurunan massa otot tubuh, gangguan fungsi metabolisme dan gangguan
fungsi sistem imun dan penurunan berat badan. Seseorang dikatakan mengalami wasting
bila terjadi penurunan berat badan lebih dari 10 persen berat badan normal
disertai dengan lebih dari 30 hari diare, demam, dan gangguan penyakit lainnya.
Dengan melihat kondisi tersebut, maka diperlukan asupan makronutriea
yang memadai, seperti karbohidrat, protein, dan lemak pada ODHA. Selain itu,
diperlukan mikronutriea lain, yakni vitamin dan mineral.
"Pada ODHA butuh
tambahan energi karena energi digunakan untuk mengatasi infeksi HIV/AIDS dan
juga infeksi oportunistik, malabsorbsi dan gangguan metabolisme,
Pada kategori A (tidak ada
gejala HIV dan akut HIV), kebutuhan kalori 30 - 35 kilokalori per kilogram.
Sementara kebutuhan protein mencapai 1,1 - 1,5 gram per kilogram. Kemudian
kategori B (ada gejala HIV dan komplikasi oleh HIV), maka kebutuhan kalori 35 -
40 kilokalori per kilogram dan kebutuhan protein 1,5 - 2 gram per kilogram.
Kemudian pada kategori C (dengan tingkat kekebalan (CD4) di bawah 200 dan
terjadi infeksi oportunistik), kebutuhan kalori meningkat menjadi 40 - 50
kilokalori per kilogram dan kebutuhan protein menjadi 2 - 2,5 gram per
kilogram.
WHO sebenarnya merekomendasikan
kebutuhan mikronutriea ODHA sama dengan kebutuhan orang sehat. Tetapi
sering kali pada ODHA ditemukan defisiensi mikronutriea, seperti
vitamin A, C, E, B kompleks, selenium, dan seng.
"Idealnya, asupan diet yang
memadai akan didapatkan asupan mikronutriea yang memadai juga. Untuk
menjaga status nutrisi yang memadai, ODHA dianjurkan memakan makanan yang
bervariasi, seperti karbohidrat, susu, kacang-kacangan, daging, lemak, dan
minyak, buah-buahan, dan sayur-sayuran. Kuantitasnya juga cukup untuk kebutuhan
tubuh akan energi, protein dan mikronutriea. ODHA harus diet yang
seimbang agar kebutuhan energi tercukupi, terjaga berat badan ideal, dan fungsi
tubuh berjalan dengan baik.
. Terapi gizi medis
Terapi gizi medis
merupakan terapi dasar selain terapi dengan obat-obatan. Terapi gizi medis
perlu dilakukan segera setelah status HIV diketahui.
Pada prinsipnya terapi
diet harus mengandung kalori yang memadai, protein yang sesuai dan berkualitas
tinggi, bahan makanan yang mempunyai efek antioksidan yang tinggi serta
mengandung vitamin dan mineral yang cukup.
Tujuan terapi gizi
medis pada orang dengan HIV/AIDS:
- Meningkatkan status gizi dan daya
tahan tubuh
- Mencapai dan mempertahankan berat
badan normal
- Memberi asupan zat gizi makro dan
mikro sesuai dengan kebutuhan
- Meningkatkan kualitas hidup
- Menjaga interaksi obat dan makanan
agar penyerapan obat lebih optimal
.
Prinsip gizi medis pada Odha
Tinggi kalori tinggi
protein (TKTP) diberikan bertahap secara oral (melalui mulut). Kaya vitamin dan
mineral, dan cukup air.
Syarat diet pada orang
dengan HIV:
- Kebutuhan zat gizi dihitung sesuai
dengan kebutuhan individu
- Mengkonsumsi protein yang berkualitas
dari sumber hewani dan nabati seperti daging, telur, ayam, ikan,
kacang-kacangan dan produk olahannya
- Banyak makanan sayuran dan
buah-buahan secara teratur, terutama sayuran dan buah-buahan berwarna yang
kaya vitamin A (beta-karoten), zat besi
- Minum susu setiap hari
- Menghindari makanan yang diawetkan
dan makanan yang beragi (tape, brem)
- Makanan bersih bebas dari pestisida
dan zat-zat kimia
- Bila Odha mendapatkan obat
antiretroviral, pemberian makanan disesuaikan dengan jadwal minum obat di
mana ada obat yang diberikan saat lambung kosong, pada saat lambung harus
penuh, atau diberikan bersama-sama dengan makanan
- Menghindari makanan yang merangsang
alat penciuman (untuk mencegah mual)
- Menghindari rokok, kafein dan
alkohol
Syarat diet pada pasien
AIDS:
- Kebutuhan zat gizi ditambah 10-25%
dari kebutuhan minimum dianjurkan
- Diberikan dalam porsi kecil tetapi
sering
- Disesuaikan dengan syarat diet
dengan penyakit infeksi yang menyertainya
- Mengkonsumsi protein yang
berkualitas tinggi dan mudah dicerna
- Sayuran dan buah-buahan dalam
bentuk jus
- Minum susu setiap hari, susu yang
rendah lemak dan sudah dipasteurisasi; jika tidak dapat menerima susu
sapi, dapat diganti dengan susu kedelai
- Menghindari makanan yang diawetkan
dan makanan yang beragi (tape, brem)
- Makanan bersih bebas dari pestisida
dan zat-zat kimia
- Bila Odha mendapatkan obat
antiretroviral, pemberian makanan disesuaikan dengan jadwal minum obat di
mana ada obat yang diberikan saat lambung kosong, pada saat lambung harus
penuh, atau diberikan bersama-sama dengan makanan
- Menghindari makanan yang merangsang
alat penciuman (untuk mencegah mual)
- Rendah serat, makanan lunak/cair,
jika ada gangguan saluran pencernaan
- Rendah laktosa dan rendah lemak
jika ada diare
- Menghindari rokok, kafein dan
alkohol
- Sesuaikan syarat diet dengan
infeksi penyakit yang menyertai (TB, diare, sarkoma, oral kandidiasis)
- Jika oral tidak bisa, berikan dalam
bentuk enteral dan parenteral secara aman (Naso Gastric Tube = NGT)
atau intravena (IV)
D.Jenis
–jenis makanan yang boleh &tidak boleh
dikonsumsi ODHA
.
Bahan makanan Indonesia yang dianjurkan dikonsumsi Odha
Berbagai bahan makanan
yang banyak didpatakan di Indonesia seperti tempe, kelapa, wortel, kembang kol,
sayuran dan kacang-kacangan, dapat diberikan dalam penatalaksanaan gizi pada
Odha.
- Tempe atau produknya mengandung
protein dan Vitamin B12 untuk mencukupi kebutuhan Odha dan mengandung
bakterisida yang dapat mengobati dan mencegah diare.
- Kelapa dan produknya dapat memenuhi
kebutuhan lemak sekaligus sebagai sumber energi karena mengandung MCT (medium
chain trigliseride) yang mudah diserap dan tidak menyebabkan diare.
MCT merupakan enersi yang dapat digunakan untuk pembentukan sel.
- Wortel mengadung beta-karoten yang
tinggi sehingga dapat meningkatkan daya tahan tubuh juga sebagai bahan
pembentuk CD4. Vitamin E bersama dengan vitamin C dan beta-karoten
berfungsi sebagai antiradikal bebas. Seperti diketahui akibat perusakan
oleh HIV pada sel-sel maka tubuh menghasilkan radikal bebas
- Kembang kol, tinggi kandungan Zn,
Fe, Mn, Se untuk mengatasi dan mencegah defisiensi zat gizi mikro dan
untuk pembentukan CD4
- Sayuran hijau dan kacang-kacangan,
mengandung vitamin neurotropik B1, B6, B12 dan zat gizi mikro yang berguna
untuk pembentukan CD4 dan pencegahan anemia
- Buah alpukat mengandung lemak yang
tinggi, dapat dikonsumsi sebagai makanan tambahan. Lemak tersebut dalam
bentuk MUFA (mono unsaturated fatty acid) 63% berfungsi sebagai
antioksidan dan dapat menurunkan LDL. Di samping itu juga mengandung
glutathion tinggi untuk menghambat replikasi HIV.
0 komentar:
Posting Komentar