Pengertian
Keluarga
Menurut Departemen Kesehatan RI
(1998) :
Keluarga adalah unit terkecil dari
masyarakat yang terdiri atas kepala keluarga dan beberapa orang yang terkumpul
dan tinggal di suatu tempat di bawah suatu atap dalam keadaan saling ketergantungan.
Menurut Salvicion dan Ara Celis
(1989) :
Keluarga adalah dua atau lebih dari
dua individu yang tergabung karena hubungan darah, hubungan perkawinan atau
pengangkatan dan mereka hidupnya dalam suatu rumah tangga, berinteraksi satu
sama lain dan didalam perannya masing-masing dan menciptakan serta
mempertahankan suatu kebudayaan.
Dari pengertian di atas dapat
diambil kesimpulan bahwa keluarga adalah :
- Unit terkecil dari masyarakat
- Terdiri atas 2 orang atau lebih
- Adanya ikatan perkawinan atau
pertalian darah
- Hidup dalam satu rumah tangga
- Di bawah asuhan seseorang kepala
rumah tangga
- Berinteraksi diantara sesama anggota
keluarga
- Setiap anggota keluarga mempunyai
peran masing-masing
- Diciptakan, mempertahankan suatu
kebudayaan
Tahap-tahap
Kehidupan Keluarga
1. Tahap pembentukan keluarga, tahap
ini dimulai dari pernikahan, yang dilanjutkan dalam membentuk rumah tangga.
2. Tahap menjelang kelahiran anak,
tugas utama keluarga untuk mendapatkan keturunan sebagai generasi penerus, melahirkan
anak merupakan kebanggaan bagi keluarga yang merupakan saat-saat yang sangat
dinantikan.
3. Tahap menghadapi bayi, dalam hal ini
keluarga mengasuh, mendidik, dan memberikan kasih sayang kepada anak karena
pada tahap ini bayi kehidupannya sangat bergantung kepada orang tuanya. Dan
kondisinya masih sangat lemah.
4. Tahap menghadapi anak prasekolah,
pada tahap ini anak sudah mulai mengenal kehidupan sosialnya, sudah mulai
bergaul dengan teman sebaya, tetapi sangat rawan dalam masalah kesehatan karena
tidak mengetahui mana yang kotor dan mana yang bersih. Dalam fase ini anak
sangat sensitif terhadap pengaruh lingkungan dan tugas keluarga adalah mulai
menanamkan norma-norma kehidupan, norma-norma agama, norma-norma sosial budaya,
dsb.
5. Tahap menghadapi anak sekolah, dalam
tahap ini tugas keluarga adalah bagaimana mendidik anak, mengajari anak untuk
mempersiapkan masa depannya, membiasakan anak belajar secara teratur,
mengontrol tugas-tugas di sekolah anak dan meningkatkan pengetahuan umum anak.
6. Tahap menghadapi anak remaja, tahap
ini adalah tahap yang paling rawan, karena dalam tahap ini anak akan mencari
identitas diri dalam membentuk kepribadiannya, oleh karena itu suri tauladan
dari kedua orang tua sangat diperlukan. Komunikasi dan saling pengertian antara
kedua orang tua dengan anak perlu dipelihara dan dikembangkan.
7. Tahap melepaskan anak ke masyarakat,
setelah melalui tahap remaja dan anak telah dapat menyelesaikan pendidikannya,
maka tahap selanjutnya adalah melepaskan anak ke masyarakat dalam memulai
kehidupannya yang sesungguhnya, dalam tahap ini anak akan memulai kehidupan
berumah tangga.
8. Tahap berdua kembali, setelah anak
besar dan menempuh kehidupan keluarga sendiri-sendiri, tinggallah suami istri
berdua saja. Dalam tahap ini keluarga akan merasa sepi, dan bila tidak dapat
menerima kenyataan akan dapat menimbulkan depresi dan stress.
9. Tahap masa tua, tahap ini masuk ke
tahap lanjut usia, dan kedua orang tua mempersiapkan diri untuk meninggalkan
dunia yang fana ini.
Struktur
Keluarga
Struktur keluarga terdiri dari bermacam-macam, diantaranya
adalah :
1. Patrilineal adalah keluarga sedarah
yang terdiri dari sanak saudara sedarah dalam beberapa generasi, dimana
hubungan itu disusun melalui jalur garis ayah.
2. Matrilineal adalah keluarga sedarah
yang terdiri dari sanak saudara sedarah dalam beberapa generasi dimana hubungan
itu disusun melalui jalur garis ibu.
3. Matrilokal adalah sepasang suami
istri yang tinggal bersama keluarga sedarah istri.
4. Patrilokal adalah sepasang suami
istri yang tinggal bersama kelurga sedarah suami.
5. Keluarga kawinan adalah hubungan
suami istri sebagai dasar bagi pembinaan warga dan beberapa sanak saudara yang
menjadi bagian keluarga karena adanya hubungan dengan suami atau istri.
Ciri-ciri
Struktur Keluarga
Menurut Anderson Carter ciri-ciri struktur keluarga :
1. Terorganisasi : saling berhubungan,
saling ketergantungan, antara anggota keluarga.
2. Ada keterbatasan : setiap anggota
memiliki kebebasan tetapi mereka juga mempunyai keterbatasan dalam menjalankan
fungsi dan tugasnya masing-masing.
3. Ada perbedaan dan kekhususan :
setiap anggota keluarga mempunyai peranan dan fungsinya masing-masing.
Tipe
/ Bentuk Keluarga
1. Keluarga inti (Nuclear Family)
adalah keluarga yang terdiri dari Ayah, Ibu, dan Anak-anak.
2. Keluarga besar (Extended Family)
adalah keluarga Inti ditambah dengan sanak saudara, misalnya : nenek, kakek,
keponakan, saudara sepupu, paman, bibi, dan sebagainya.
3. Keluarga brantai (Serial Family)
adalah keluarga yang terdiri dari satu wanita dan pria yang menikah lebih dari
satu kali dan merupakan satu keluarga inti.
4. Keluarga Duda / Janda (Single
Family) adalah keluarga yang terjadi karena perceraian atau kematian.
5. Keluarga berkomposisi (Camposite)
adalah keluarga yang perkawinannya berpoligami dan hidup secara bersama.
6. Keluarga Kabitas (Cahabitasion)
adalah dua orang menjadi satu tanpa pernikahan tapi membentuk suatu keluarga.
Keluarga Indonesia umumnya menganut
tipe keluarga besar (extended family) karena masyarakat Indonesia yang terdiri
dari beberapa suku hidup dalam suatu komuniti dengan adat istiadat yang sangat
kuat.
Pemegang Kekuasaan Dalam Keluarga
1. Patriakal, yang dominan dan memegang
kekuasaan dalam keluarga adalah pihak Ayah.
2. Matriakal, yang dominan dan memegang
kekuasaan dalam keluarga adalah pihak Ibu.
3. Equlitarian, yang memegang dalam
keluarga adalah Ayah dan Ibu.
Peranan Keluarga
Peranan keluarga menggambarkan seperangkat
perilaku interpersonal, sifat, kegiatan yang berhubungan dengan individu dalam
posisi dan situasi tertentu. Peranan individu dalam keluarga didasari oleh
harapan dan pola perilaku dari keluarga, kelompok dan masyarakat.
Berbagai peranan yang terdapat di dalam keluarga adalah
sebagai berikut :
1. Peranan Ayah : Ayah sebagai suami
dari istri dan anak-anak, berperan sebagai pencari nafkah, pendidik, pelindung
dan pemberi rasa aman, sebagai kepala keluarga, sebagai anggota dari kelompok
sosialnya serta sebagai anggota dari kelompok sosialnya serta sebagai anggota
masyarakat dari lingkungannya.
2. Peranan Ibu : Sebagai istri dan ibu
dari anak-anaknya, ibu mempunyai peranan untuk mengurus rumah tangga, sebagai
pengasuh dan pendidik anak-anaknya, pelindung dan sebagai salah satu kelompok
dari peranan sosialnya serta sebagai anggota masyarakat dari lingkungannya,
disamping itu juga ibu dapat berperan sebagai pencari nafkah tambahan dalam
keluarganya.
3. Peran Anak : Anak-anak melaksanakan
peranan psikosial sesuai dengan tingkat perkembangannya baik fisik, mental,
sosial, dan spiritual.
Fungsi
Keluarga
Ada
beberapa fungsi yang dapat dijalankan keluarga, sebagai berikut :
1. Fungsi Biologis
a. Untuk meneruskan keturunan
b. Memelihara dan membesarkan anak
c. Memenuhi kebutuhan gizi keluarga
d. Memelihara dan merawat anggota
keluarga.
2. Fungsi Psikologis
a. Memberikan kasih sayang dan rasa
aman
b. Memberikan perhatian diantara
anggota keluarga
c. Membina pendewasaan kepribadian
anggota keluarga.
d. Memberikan Identitas anggota
keluarga.
3. Fungsi Sosialisasi
a. Membina sosialisasi pada anak.
b. Membentuk norma-norma perilaku
sesuai dengan tingkat perkembangan anak.
c. Meneruskan nilai-nilai budaya
keluarga.
4. Fungsi Ekonomi
a. Mencari sumber-sumber penghasilan
untuk memenuhi kebutuhan keluarga.
b. Pengaturan penggunaan penghasilan
keluarga untuk memenuhi kebutuhan keluarga.
c. Menabung untuk memenuhi kebutuhan
keluarga dimasa yang akan datang, misalnya pendidikan anak-anak, jaminan hari
tua, dsb.
5. Fungsi Pendidikan
a. Menyekolahkan anak untuk memberi
pengetahuan, keterampilan dan membentuk perilaku anak sesuai bakat dan minat
yang dimilikinya.
b. Mempersiapkan anak-anak untuk
kehidupan dewasa yang akan datang dalam memenuhi peranannya sebagai orang
dewasa.
c. Mendidik anak sesuai dengan tingkat
perkembangannya.
Ahli lain membagi fungsi keluarga, sebagai berikut :
1. Fungsi Pendidikan. Dalam hal ini
tugas keluarga adalah mendidik dan menyekolahkan anak untuk mempersiapkan
kedewasaan dan masa depan anak bila kelak dewasa.
2. Fungsi Sosialisasi anak. Tugas
keluarga dalam menjalankan fungsi ini adalah bagaimana keluarga mempersiapkan
anak menjadi anggota masyarakat yang baik.
3. Fungsi Perlindungan. Tugas keluarga
dalam hal ini adalah melindungi anak dari tindakan-tindakan yang tidak baik
sehingga anggota keluarga merasa terlindung dan merasa aman.
4. Fungsi Perasaan. Tugas keluarga
dalam hal ini adalah menjaga secara instuitif merasakan perasaan dan suasana
anak dan anggota yang lain dalam berkomunikasi dan berinteraksi antar sesama
anggota keluarga. Sehingga saling pengertian satu sama lain dalam menumbuhkan
keharmonisan dalam keluarga.
5. Fungsi Religius. Tugas keluarga
dalam fungsi ini adalah memperkenalkan dan mengajak anak dan anggota keluarga
yang lain dalam kehidupan beragama, dan tugas kepala keluarga untuk menanamkan
keyakinan bahwa ada keyakinan lain yang mengatur kehidupan ini dan ada
kehidupan lain setelah di dunia ini.
6. Fungsi Ekonomis. Tugas kepala
keluarga dalam hal ini adalah mencari sumber-sumber kehidupan dalam memenuhi
fungsi-fungsi keluarga yang lain, kepala keluarga bekerja untuk mencari
penghasilan, mengatur penghasilan itu, sedemikian rupa sehingga dapat memenuhi
kebutuhan-kebutuhan keluarga.
7. Fungsi Rekreatif. Tugas keluarga
dalam fungsi rekreasi ini tidak harus selalu pergi ke tempat rekreasi, tetapi
yang penting bagaimana menciptakan suasana yang menyenangkan dalam keluarga
sehingga dapat dilakukan di rumah dengan cara nonton TV bersama, bercerita
tentang pengalaman masing-masing, dsb.
8. Fungsi Biologis. Tugas keluarga yang
utama dalam hal ini adalah untuk meneruskan keturunan sebagai generasi penerus.
Dari berbagai fungsi di atas ada 3 fungsi pokol kelurga
terhadap keluarga lainnya, yaitu :
1. Asih adalah memberikan kasih saying,
perhatian, rasa aman, kehangatan,pada anggota keluarga sehingga memungkinkan
mereka tumbuh dan berkembang sesuai usia dan kebutuhannya.
2. Asuh adalah menuju kebutuhan
pemeliharaan dan perawatan anak agar kesehatannya selalu terpelihara sehingga
memungkinkan menjadi anak-anak sehat baik fisik, mental, sosial, dan spiritual.
3. Asah adalah memenuhi kebutuhan
pendidikan anak, sehingga siap menjadi manusia dewasa yang mandiri dalam
mempersiapkan masa depannya.
Tugas-tugas
Keluarga
Pada
dasarnya tugas keluarga ada delapan tugas pokok sebagai berikut :
1. Pemeliharaan fisik keluarga dan para
anggotanya
2. Pemeliharaan sumber-sumber daya yang
ada dalam keluarga
3. Pembagian tugas masing-masing
anggotanya sesuai dengan kedudukannya masing-masing
4. Sosialisasi antar anggota keluarga
5. Pengaturan jumlah anggota keluarga
6. Pemeliharaan ketertiban anggota
keluarga
7. Penempatan anggota-anggota keluarga
dalam masyarakat yang lebih luas
8. Membangkitkan dorongan dan semangat
para anggotanya