ASKEP GANGGUAN MENSTRUASI
2.1 Konsep haid
Haid adalah proses bulanan
tumpahan lapisan bagian dalam dan darah uterus melalui liang kelamin wanita
atau vagina. Keluarnya cairan yang mengandung darah ini terjadi pada wanita
yang sudah memasuki usia subur dan yang sedang tidak hamil. Peristiwa ini
dimulai dengan adanya pengeluaran selaput lendir rahim di bagian dalam rahim
atau endometrium.
Menstruasi atau haid
adalah perubahan fisiologis dalam tubuh wanita yang terjadi secara berkala dan
dipengaruhi oleh hormon reproduksi. Periode ini penting dalam reproduksi. Pada
manusia, hal ini biasanya terjadi setiap bulan antara usia pubertas dan
menopause. Menstruasi pada wanita adalah suatu perdarahan rahim yang sifatnya
fisiologik (normal) yang datangnya teratur setiap bulan (siklus haid), dan
timbulnya perdarahan tersebut sebagai akibat perubahan hormonal yaitu estrogen
dan progesteron (Hawari, 1997).
Haid adalah darah yang keluar
dari uterus perempuan sehat :
- Lamanya 3-6 hari
- Ganti pembalut 2-5 pembalut perhari
- Satu siklus normal 21-35 hari
- Terjadi akibat penurunan kadar progesteron, siklus haid
yang berovulasi
2.2
Fisiologi menstruasi
Usia normal bagi seorang perempuan mendapatkan
menstruasi untuk kali pertama adalah 12 atau 13 tahun. Namun kalau sampai usia
16 tahun belum juga datang bulan perlu di waspadai, mungkin ada kelainan.
Menstruasi itu sendiri nantinya akan
berhenti saat perempuan memasuki masa menopause, yakni sekitar usia 50 tahun.
Namun sebelum memasuki masa menopause, haid tetap datang hanya jangka waktunya
lebih lama dan prosesnya cepat, paling hanya 2-3 hari. Siklus haid/ menstruasi
pada perempuan (reproduksi) normalnya terjadi setiap 23-35 hari sekali dengan
lama haid berkisar 5-7 hari. Namun ada sebagian perempuan yang mengalami haid
tidak normal. Diantaranya
mulai dari usia haid yang datang terlambat, darah haid sangat banyak sampai
harus berulang kali mengganti pembalut wanita, nyeri atau sakit saat haid,
gejala PMS (pree menstruasi syndrom), siklus haid yang tidak teratur dan masih
banyak lagi.
Gangguan ini jangan didiamkan karena
dapat berdampak serius, haid yang tidak teratur misalnya dapat menjadi pertanda
seorang perempuan kurang subur (infertil). Gangguan yang terjadi saat haid
dinilai masih normal jika terjadi selama dua tahun pertama setelah haid kali
pertama. Artinya, bila seorang perempuan telah mendapatakan haid pertamanya
saat berusia 11 tahun, maka hingga usia 13 tahun haidnya masih tidak teratur.
Tapi bila setelah usia 13 tahun haidnya masih tidak teratur juga, dipastikan ia
mengalami gangguan haid.
Haid
Dipengaruhi berbagai hormon:
GnRH
(Gonadotropin Releasing Hormon) yang dikeluarkan oleh hipothalamus dan memicu
hipofisis anterior mengeluarkan hormon FSH. FSH (Folikel Stimulating Hormon)
memicu pematangan folikel diovarium, sehingga terjadi sintesis estrogen dalam
jumlah besar. Estrogen akan mengakibatkan proliferasi sel endometrium
(penebalan dari endometrium). Estrogen yang tinggi memberi tanda kepada
hipofisis untuk mengeluarkan hormon LH (Luteinizing hormon). LH akan
mengakibatkan ovulasi dan memicu korpus luteum untuk mensintesis progesterone.
Progesteron sendiri menyebabkan perubahan sekretorik pada endometrium
sehingga terjadi Fase sekresi / fase luteal. Fase sekresi selalu tetap 14 hari,
meskipun siklus haid bervariasi, yang berbeda adalah fase proliferasinya,
sehingga harus berhati2 untuk menentukan masa subur
2.1.1
Siklus Menstruasi
Panjang siklus haid
ialah jarak tanggal mulainya haid yang lalu dan mulainya haid berikutnya. Hari
pertama terjadinya perdarahan dihitung sebagai awal setiap siklus menstruasi
(hari ke-1), siklus berakhir tepat sebelum siklus menstruasi berikutnya. Siklus
menstruasi berkisar antara 21-40 hari, hanya 10-15%wanita yang memiliki siklus
28 hari. Tetapi variasinya cukup luas, bukan saja antara beberapa wanita tetapi juga pada wanita yang sama, bahkan
kakak beradik dan saudara kembar jarak antara siklus yang paling panjang
biasanya terjadi sesaat setelah menarke dan sesaat sebelum menopause.
Lama haid biasanya
antara 3 – 5 hari, ada yang 1 – 2 hari diikuti darah sedikit-sedikit kemudian
ada yang 7 – 8 hari. Jumlah darah yang
keluar rata-rata + 16 cc, pada wanita yang lebih tua darah yang keluar
lebih banyak begitu juga dengan wanita yang anemi.
Pada awalnya, siklus
mungkin tidak teratur, jarak antar 2 siklus bisa berlangsung selama 2 bulan
atau dalam 1 bulan mungkin terjadi 2 siklus. Hal ini adalah normal, setelah
beberapa lama siklus akan menjadi lebih teratur. Siklus dan lamanya menstruasi
bisa diketahui dengan membuat catatan pada kalender dengan menggunakan kalender
tersebut, tandailah siklus anda setiap bulannya. Setelah beberapa bulan, anda
bisa mengetahui pola siklus anda dan hal ini akan membantu anda dalam
memperkirakan siklus yang akan datang. Tandai setiap hari ke-1 dengan tanda
silang, lalu hitung sampai tanda silang berikutnya dengan demikian anda dapat
mengetahui siklus anda.
Setiap bulan, setelah
hari ke-5 dari siklus menstruasi, endometrium mulai tumbuh dan menebal sebagai
persiapan terhadap kemungkinan terjadinya kehamilan. Sekitar hari ke-14,
terjadi pelepasan telur dari ovarium (ovulasi). Sel telur ini masuk ke dalam
salah satu tuba falopii dan di dalam tuba bisa terjadi pembuahan oleh sperma.
Jika terjadi pembuahan, sel telur akan masuk kedalam rahim dan mulai tumbuh
menjadi janin.
Pada sekitar hari
ke-28, jika tidak terjadi pembuahan maka endometrium akan dilepaskan dan
terjadi perdarahan (siklus menstruasi). Siklus ini berlangsung selama 3 – 5 hari kadang sampai 7 hari.
Proses pertumbuhan dan penebalan endometrium kemudian dimulai lagi pada siklus
berikutnya.
Siklus ovarium terbagi
menjadi 3 fase:
1. Fase
Folikuler
Dimulai dari hari 1
sampai sesaat sebelum kadar LH meningkat dan terjadi pelepasan sel telur (ovulasi). Dinamakan fase folikuler
karena pada saat ini terjadi pertumbuhan folikel di dalam ovarium. Pada
pertengahan fase folikuler, kadar FSH sedikit meningkat sehingga merangsang pertumbuhan
sekitar 3 – 30 folikel yang masing-masing mengandung 1 sel telur, tetapi hanya
1 folikel yang terus tumbuh, yang lainnya hancur. Pada suatu siklus, sebagian
endometrium dilepaskan sebagai respon terhadap penurunan kadar hormon estrogen
dan progesteron. Endometrium terdiri dari 3 lapisan. Lapisan paling atas dan
lapisan tengah dilepaskan, sedangkan lapisan dasarnya tetap dipertahankan dan
menghasilkan sel-sel baru untuk kembali membentuk kedua lapisan yang telah
dilepaskan. Perdarahan menstruasi berlangsung selama 3 – 7 hari, rata-rata
selama 5 hari. Darah yang hilang sebanyak 28 -283 gram. Darah menstruasi
biasanya tidak membeku kecuali jika perdarahannya sangat hebat.
2. Fase
ovulasi
Fase ini dimulai ketika
kadar LH meningkat dan pada fase ini dilepaskan sel telur. Sel telur biasanya
dilepaskan dalam waktu 16 – 32 jam setelah terjadi peningkatan kadar LH.
Folikel yang matang akan menonjol dari permukaan ovarium, akhirnya pecah dan
melepaskan sel telur. Pada saat ovulasi ini beberapa wanita merasakan nyeri
tumpul pada perut bagian bawahnya, nyeri ini dikenal sebagai mittelschmerz, yang berlangsung selama
beberapa menit sampai beberapa jam.
3. Fase
Luteal
Fase ini terjadi
setelah ovulasi dan berlangsung selama sekitar 14 hari. Setelah melepaskan
telurnya, folikel yang pecah kembali menutup dan membentuk korpus luteum yang menghasilkan sebagian besar progesteron.
Progesteron menyebabkan suhu tubuh sedikit meningkat selama fase lutuel dan
tetap tinggi sampai siklus yang baru dimulai. Peningkatan suhu ini bisa
digunakan untuk memperkirakan terjadinya ovulasi. Setelah 14 hari, korpus
luteum akan hancur dan siklus yang baru akan dimulai, kecuali jika terjadi
pembuahan. Jika telur dibuahi, korpus luteum mulai menghasilkan HCG (hormone chorionic gonadotropin). Hormon
ini memelihara korpus luteum yang menghasilkan progesterone sampai janin bisa
menghasilkan hormonnya sendiri. Tes kehamilan didasarkan kepada adanya
peningkatan kadar HCG.
Siklus endometrium
dapat dibedakan 4 fase dalam siklus haid, yaitu :
1. Fase Menstruasi atau dekuamasi
Dalam fase ini
endometrium dilepaskan dari dinding uterus disertai perdarahan hanya stratum
basale yang tinggal utuh. Darah haid mengandung darah vena dan arteri dangan
sel-sel darah merah dalam hemolisis atau aglutinasi, sel-sel epitel dan struma
yang mengalami disintegrasi dan otolisis, dan sekret dari uterus, cervik, dan
kelenjar-kelenjar vulva. Fase ini berlangsung 3 – 4 hari.
2. Fase pasca haid atau fase
regenerasi
Luka endometrium yang
terjadi akibat pelepasan sebagian besar berangsur-angsur sembuh dan ditutup
kembali oleh selaput lendir yang tumbuh dari sel-sel endometrium. Fase ini
telah mulai sejak fase menstruasi dan berlangsung kurang lebih 4 hari.
3. Fase Proliferasi
Dalam fase ini
endometrium tumbuh menjadi setebal 3,5 mm. Fase ini berlangsung dari hari ke-5
sampai hari ke-14 dari siklus haid. Fase Proliferasi dapat dibagi atas 3
subfase, yaitu:
- Fase proliferasi dini (early proliferation phase)
Berlangsung antara hari
ke-4 sampai hari ke-7. Fase ini dapat dikenal dari epitel permukaan yang tipis
dan adanya regenerasi epitel, terutama dari mulut kelenjar.
- Fase proliferasi madya (mid proliferation phase)
Berlangsung antara hari
ke-8 sampai hari ke-10. Fase ini merupakan bentuk transisi dan dapat dikenal
dari epitel permukaan yang berbentuk torak dan tinggi. Tampak adanya banyak
mitosis dengan inti berbentuk telanjang (nake
nukleus).
- Fase proliferasi akhir (late proliferation)
Fase ini berlangsung
pada hari ke-11 sampai hari ke-14. Fase ini dapat dikenal dari permukaan
kelenjar yang tidak rata dan dengan banyak mitosis. Inti epitel kelenjar
membentuk pseudostratifikasi. Stoma bertumbuh aktif dan padat.
4. Fase pra haid atau fase sekresi
Fase ini dimulai
sesudah ovulasi dan berlangsung dari hari ke-14 sampai ke-28. Pada fase ini endometrium tebalnya tetap, bentuk
kelenjar berubah menjadi panjang, berkeluk-keluk, dan mengeluarkan getah yang
makin lama makin nyata. Di dalam endimetrium tertimbun glikogen dan kapur yang
kelak diperlukan sebagai makanan untuk telur yang dibuahi.
2.3 Jenis-jenis gangguan
haid
a). Hipermenore
(Menorraghia)
Definisi
Perdarahan haid lebih banyak dari normal atau lebih lama dari normal (lebih
dari 8 hari), kadang disertai dengan bekuan darah sewaktu menstruasi.
Etiologi
- Hipoplasia
uteri, dapat mengakibatkan amenorea, hipomenorea, menoragia. Terapi :
uterotonika
- Asthenia,
terjadi karena tonus otot kurang. Terapi : uterotonika, roborantia.
- Myoma
uteri, disebabkan oleh : kontraksi otot rahim kurang, cavum uteri luas,
bendungan pembuluh darah balik.
- Hipertensi
- Dekompensio
cordis
- Infeksi,
misalnya : endometritis, salpingitis.
- Retofleksi
uteri, dikarenakan bendungan pembuluh darah balik.
- Penyakit
darah, misalnya Werlhoff, hemofili
Patofisiologi
Pada siklus ovulasi normal, hipotalamus mensekresi Gonadotropin
releasing hormon (GnRH), yang menstimulasi pituitary agar melepaskan
Folicle-stimulating hormone (FSH). Hal ini pada gilirannya menyebabkan folikel
di ovarium tumbuh dan matur pada pertengahan siklus, pelepasan leteinzing
hormon (LH) dan FSH menghasilkan ovulasi. Perkembangan folikel menghasilkan
esterogen yang berfungsi menstimulasi endometrium agar berproliferasi. Setelah
ovum dilepaskan kadar FSH dan LH rendah. Folikel yang telah kehilangan ovum
akan berkembang menjadi korpus luteum, dan korpus luteum akan mensekresi
progesteron. Progesteron menyebabkan poliferasi endometrium untuk
berdeferemnsiasi dan stabilisasi. 14 hari setelah ovulasi terjadilah
menstruasi. Menstruasi berasal dari dari peluruhan endometrium sebagai akibat
dari penurunan kadar esterogen dan progesteron akibat involusi korpus luteum.
Siklus anovulasi pada umumnya terjadi 2 tahun pertama
setelah menstruasi awal yang disebabkan oleh HPO axis yang belum matang. Siklus
anovulasi juga terjadi pada beberapa kondisi patologis.
Pada siklus anovulasi, perkembangan folikel terjadi
dengan adanya stimulasi dari FSH, tetapi dengan berkurangnya LH, maka ovulasi
tidak terjadi. Akibatnya tidak ada korpus luteum yang terbentuk dan tidak ada
progesteron yang disekresi. Endometrium berplroliferasi dengan cepat, ketika
folikel tidak terbentuk produksi esterogen menurun dan mengakibatkan
perdarahan. Kebanyakan siklus anovulasi berlangsung dengan pendarahan yang
normal, namun ketidakstabilan poliferasi endometrium yang berlangsung tidak
mengakibatkan pendarahan hebat.
Manifestasi Klinis
Kram selama haid yang tidak bisa
dihilangkan dengan obat-obatan. Penderita juga sering merasakan kelemahan,
pusing, muntah dan mual berulang selama haid.
b).
Hypomenorhoe (kriptomenorrhea)
Definisi
Suatu keadaan dimana perdarahan haid lebih pendek
atau lebih kurang dari biasanya.
Lama
perdarahan : Secara normal haid sudah terhenti dalam 7 hari.
Kalau haid lebih lama dari 7 hari maka daya regenerasi selaput lendir kurang.
Misal pada endometritis, mioma.
Etiologi
1.Setelah dilakukan miomektomi/ gangguan endokrin
2.kesuburan
endometrium kurang akibat dari kurang gizi, penyakit menahun maupun gangguan
hormonal.
Patofisiologi
Manifestasi klinis
Waktu haid singkat, jumlah darah haid sangat sedikit
(<30cc), kadang-kadang hanya
berupa
spotting.
c).Polimenorea (Epimenoragia)
Definisi
Adalah siklus haid yang lebih memendek dari biasa yaitu kurang 21 hari,
sedangkan jumlah perdarahan relatif sama atau lebih banyak dari biasa.
Etiologi
Polimenorea merupakan gangguan hormonal dengan umur korpus luteum memendek
sehingga siklus menstruasi juga lebih pendek atau bisa disebabkan akibat
stadium proliferasi pendek atau stadium sekresi pendek atau karena keduanya.
Patofisiologi
Manifestasi klinis
Gejala berupa siklus kurang dari 21 hari (lebih pendek dari 25 hari).
d). Oligomenorrhoe
Definisi
Suatu
keadaan dimana haid jarang terjadi dan siklusnya panjang lebih dari 35 hari
Etiologi
·
Perpanjangan
stadium folikuler ( lamanya 8 -9 hari dimulai dari hari ke-5 menstruasi )
·
Perpanjangan
stadium luteal ( lamanya 15 -18 hari setelah ovulasi )
·
Kedua
stadium diatas panjang yang mengakibatkan perpanjangan siklus haid.
Patofisiologi
Manifestasi klinis
·
Haid jarang, yaitu setiap 35 hari sekali
·
Perdarahan haid biasanya berkurang
e).Amenorea
Definisi
Adalah keadaan tidak datang haid selama 3 bulan berturut-turut.
Klasifikasi
- Amenorea
Primer, apabila belum pernah datang haid sampai umur 18 tahun.
- Amenorea
Sekunder, apabila berhenti haid setelah menarche atau pernah mengalami
haid tetapi berhenti berturut-turut selama 3 bulan.
Etiologi
1. Gangguan di
hipotalamus, hipofisis, ovarium (folikel), uterus (endometrium), dan vagina
2. Adanya
tanda-tanda maskulinisasi, adanya galaktore, cacat bawaan, uji estrogen dan progesteron negatif.
3. penyakit TB,
penyakit hati, diabetes melitus, kanker, infertilitas, stress berat.
4. kelainan
kongenital
5. ketidastabilan
emosi dan kurang zat makanan yang mempunyai nilai gizi lebih.
Patofisiologi
Amenore primer dapat diakibatkan oleh tidak adanya uterus dan kelainan pada
aksis hipotalamus-hipofisis-ovarium. Hypogonadotropic amenorrhoea menunjukkan
keadaan dimana terdapat sedikit sekali kadar FSH dan SH dalam serum. Akibatnya,
ketidakadekuatan hormon ini menyebabkan kegagalan stimulus terhadap ovarium
untuk melepaskan estrogen dan progesteron. Kegagalan pembentukan estrogen dan
progesteron akan menyebabkan tidak menebalnya endometrium karena tidak ada yang
merasang. Terjadilah amenore. Hal ini adalah tipe keterlambatan pubertas karena
disfungsi hipotalamus atau hipofosis anterior, seperti adenoma pitiutari.
Hypergonadotropic amenorrhoea merupakan salah satu penyebab amenore primer.
Hypergonadotropic amenorrhoea adalah kondisi dimnana terdapat kadar FSH dan LH
yang cukup untuk menstimulasi ovarium tetapi ovarium tidak mampu menghasilkan
estrogen dan progesteron. Hal ini menandakan bahwa ovarium atau gonad tidak
berespon terhadap rangsangan FSH dan LH dari hipofisis anterior. Disgenesis
gonad atau prematur menopause adalah penyebab yang mungkin. Pada tes kromosom
seorang individu yang masih muda dapat menunjukkan adanya hypergonadotropic
amenorrhoea. Disgenesis gonad menyebabkan seorang wanita tidak pernah mengalami
menstrausi dan tidak memiliki tanda seks sekunder. Hal ini dikarenakan gonad (
oavarium ) tidak berkembang dan hanya berbentuk kumpulan jaringan pengikat.
Amenore sekunder disebabkan oleh faktor lain di luar fungsi
hipotalamus-hipofosis-ovarium. Hal ini berarti bahwa aksis
hipotalamus-hipofosis-ovarium dapat bekerja secara fungsional. Amenore yang
terjadi mungkin saja disebabkan oleh adanya obstruksi terhadap aliran darah
yang akan keluar uterus, atau bisa juga karena adanya abnormalitas regulasi
ovarium sperti kelebihan androgen yang menyebabkan polycystic ovary syndrome.
Manifestasi klinis
f). Metroragia
Definisi
Adalah perdarahan yang tidak teratur dan tidak ada hubungannya dengan haid.
Klasifikasi
- Metroragia oleh karena adanya
kehamilan; seperti abortus, kehamilan ektopik.
- Metroragia diluar kehamilan.
Etiologi
- Metroragia diluar kehamilan
dapat disebabkan oleh luka yang tidak sembuh; carcinoma corpus uteri,
carcinoma cervicitis; peradangan dari haemorrhagis (seperti kolpitis
haemorrhagia, endometritis haemorrhagia); hormonal.
- Perdarahan fungsional : a)
Perdarahan Anovulatoar; disebabkan oleh psikis, neurogen, hypofiser,
ovarial (tumor atau ovarium yang polikistik) dan kelainan gizi, metabolik,
penyakit akut maupun kronis. b) Perdarahan Ovulatoar; akibat korpus luteum
persisten, kelainan pelepasan endometrium, hipertensi, kelainan darah dan
penyakit akut ataupun kronis.
Manifestasi
klinis
Adanya
perdarahan tidak teratur dan tidak ada hubungannya dengan haid namun keadaan
ini sering dianggap oleh wanita sebagai haid walaupun berupa bercak.
Terapi :
kuretase dan hormonal.
g). Pra
Menstruasi Syndrom
Definisi
Ketegangan sebelum haid terjadi beberapa hari sebelum haid
bahkan sampai menstruasi berlangsung. Terjadi karena ketidakseimbangan hormon
estrogen dan progesterom menjelang menstruasi. Pre menstrual tension terjadi
pada umur 30-40 tahun.
PMS
merupakan sejumlah perubahan mental maupun fisik yang terjadi antara hari ke-2
sampai hari ke-4 sebelum menstruasi dan segera mereda setelah menstruasi
dimulai. Disebabkan oleh
:
v Sekresi
estrogen yang abnormal
v Kelebihan
atau defisiensi progesteron
v Kelebihan atau defisiensi kortisol, androgen, atau
prolaktin
v Kelebihan
hormon anti diuresis
v Kelebihan
atau defisiensi prostaglandin
Etiologi
Etiologi ketegangan prahaid tidak jelas, tetapi mungkin faktor penting
ialah ketidakseimbangan esterogen dan progesteron dengan akibat retensi cairan
dan natrium, penambahan berat badan, dan kadang-kadang edema. Dalam hubungan
dengan kelainan hormonal, pada tegangan prahaid terdapat defisiensi luteal dan
pengurangan produksi progesteron.
Faktor kejiwaan, masalah dalam
keluarga, masalah sosial, dll.juga memegang peranan penting. Yang lebih mudah
menderita tegangan prahaid adalah wanita yang lebih peka terhadap perubahan
hormonal dalam siklus haid dan terhadap faktor-faktor psikologis.
Patofisiologi
Meningkatnya kadar esterogen dan menurunnya kadar progesteron di dalam
darah, yang akan menyebabkan gejala depresi. Kadar esterogen akan mengganggu
proses kimia tubuh ternasuk vitamin B6 (piridoksin) yang dikenal sebagai
vitamin anti depresi.
Hormon lain yang dikatakan sebagai penyebab gejala premenstruasi adalah
prolaktin. Prolaktin dihasilkan sebagai oleh kelenjar hipofisis dan dapat
mempengaruhi jumlah esterogen dan progesteron yang dihasilkan pada setiap
siklus. Jumlah prolaktin yang terlalu banyak dapat mengganggu keseimbangan
mekanisme tubuh yang mengontrol produksi kedua hormon tersebut. Wanita yang
mengalami sindroma pre-menstruasi tersebut kadar prolaktin dapat tinggi atau
normal.
Gangguan metabolisme prostaglandin akibat kurangnya gamma linolenic acid
(GLA). Fungsi prostaglandin adalah untuk mengatur sistem reproduksi (mengatur
efek hormon esterogen, progesterone), sistem saraf, dan sebagai anti
peradangan.
Manifestasi klinis
Perasaan malas
bergerak, badan menjadi lemas, serta mudah merasa lelah. Nafsu makan meningkat
dan suka makan makanan yang rasanya asam. Emosi menjadi labil. Biasanya
perempuan mudah uring-uringan, sensitif, dan perasaan negatif lainnya.
h).Dismenore
Definisi
Adalah nyeri sewaktu haid.
Dismenorea terjadi pada 30-75 % wanita dan memerlukan pengobatan. Etiologi dan
patogenesis dari dismenore sampai sekarang belum jelas.
Klasifikasi
1.Dismenorea
Primer (dismenore sejati, intrinsik, esensial ataupun fungsional); adalah nyeri
haid yang terjadi sejak menarche dan tidak terdapat kelainan
pada alat kandungan.
Karakteristik dismenorea
primer menurut Ali Badziad (2003):
- Sering
ditemukan pada usia muda.
- Nyeri
sering timbul segera setelah mulai timbul haid teratur.
- Nyeri
sering terasa sebagai kejang uterus yang spastik dan sering disertai
mual, muntah, diare, kelelahan,
dan nyeri kepala.
- Nyeri haid
timbul mendahului haid dan meningkat pada hari pertama atau kedua haid.
- Jarang
ditemukan kelainan genitalia pada pemeriksaan ginekologis.
- Cepat
memberikan respon terhadap pengobatan medikamentosa.
Etiologi : psikis; (konstitusionil: anemia, kelelahan, TBC);
(obstetric : cervic sempit, hyperanteflexio, retroflexio); endokrin
(peningkatan kadar prostalandin, hormon steroid seks, kadar vasopresin tinggi).
Manifestasi klinis
Beberapa gejala yang kerap
menyertai saat menstruasi antara lain : perasaan malas bergerak, badan lemas, mudah capek, ingin makan terus, emosi jadi lebih
labil, sensitif, mudah
marah. Bukan itu saja,
pengaruh pelepasan dinding rahim selama menstruasi juga kerap memunculkan rasa
pegal dan sakit pada pinggang serta membuat kepala terasa nyeri, kram perut
bagian bawah yang menjalar ke punggung atau kaki dan biasanya disertai gejala
gastrointestinal dan gejala neurologis seperti kelemahan umum.
Terapi
: psikoterapi, analgetika, hormonal.
2.
Dismenorea Sekunder; terjadi pada wanita yang sebelumnya tidak mengalami
dismenore. Hal ini terjadi pada kasus infeksi, mioma submucosa, polip corpus
uteri, endometriosis, retroflexio uteri fixata, gynatresi, stenosis kanalis
servikalis, adanya AKDR, tumor ovarium.
Manifestasi klinis
Berikut ini merupakan manifestasi klinis dismenorea
sekunder (Smith, 1993; Smith, 1997):
1. Dismenorea terjadi selama siklus pertama atau
kedua setelah menarche (haid pertama), yang merupakan indikasi adanya obstruksi
outflow kongenital.
2. Dismenorea dimulai
setelah berusia 25 tahun.
3. Terdapat ketidaknormalan (abnormality) pelvis
dengan pemeriksaan fisik: pertimbangkan kemungkinan endometriosis, pelvic
inflammatory disease, pelvic adhesion (perlengketan pelvis), dan adenomyosis.
Terapi : causal (mencari dan menghilangkan
penyebabnya), pemberian obat
analgetik (biasanya diberikan aspirin, fenasetin dan
kafein), terapi hormonal
(Tujuannya untuk
menekan ovulasi)
i).Mastodinia atau Mastalgia
Definisi
Adalah rasa tegang pada payudara menjelang haid.
Etiologi
Disebabkan oleh dominasi hormon estrogen, sehingga terjadi retensi air dan
garam yang disertai hiperemia didaerah payudara.
PATHWAY AMENORE
PATHWAY DISMENORE
PATHWAY PMS (PRE MENSTRUAL SINDROM)
BAB
3
PEMBAHASAN
Kasus
Nona L,
17 tahun datang ke rumah sakit dengan mengeluh lemas letih dan lesu serta nyeri
hebat ketika haid, sampai tidak mampu melakukan aktivitas karena nyeri abdomen
akan bertambah. Pasien
juga mengeluh mual, muntah dan diare.
3.1 Pengkajian
Pengkajian pada klien
dengan dismenore dapat dilakukan dengan mengadakan wawancara mengenai
aspek-aspek umum seperti:
Ø Riwayat
Penyakit
a.
Riwayat penyakit dahulu
pasien-pasien dengan
dismenore mungkin menceritakan riwayat nyeri serupa yang timbul pada setiap
siklus haid. Dismenore primer biasanya mulai sesaat setelah menarche.
Kadang-kadang pasien mengemukakan riwayat kelelahan yang berlebihan dan ketegangan
saraf.
b.
Riwayat Penyakit Sekarang
Tidak Ada
c.
Riwayat Penyakit Keluarga
Tidak ada
Ø Nutrisi
Ø Pola
Latihan
Ø Pengetahuan
Klien mengenai penyakitnya
Ø Konsep
diri (body image)
Ø Skala
nyeri 4-6
Pengkajian juga dapat
dilakukan pemeriksaan fisik mulai B1-B6
B1 (Breath)
Ø Pernapasan
tidak teratur
B2 (Blood)
Ø Tekanan
darah Rendah (90/60 mmHg)
Ø Akral
Basah dan dingin
B3 (Brain)
Ø Penurunan
Konsentrasi
Ø Pusing
Ø Konjungtiva
Anemia
B4 (Bladder)
Ø Warna
kuning dan Volume 1,5 L/Hari
B5 (Bowel)
Ø Nyeri pada adomen
Ø Nafsu
makan Menurun
B6 (Bone)
Ø Badan mudah capek
Ø Nyeri
pada punggung
Pemeriksaan Fisik
Ø Pemeriksaan
Abdomen : Abdomen lunak tanpa adanya rangsangan peritoneum atau suatu keadaan
patologik yang terlokalisir. Bising usus normal
Ø Pemeriksaan
Pelvis : Pada kasus dismenore Primer, pemeriksaan pelvis adalah normal.
3.2 Analisis
Data
No.
|
DATA
|
ETIOLOGI
|
MASALAH
KEPERAWATAN
|
1
|
DS:
·
Penyebab
timbulnya nyeri: disminore.
·
Nyeri
dirasakan meningkat saat aktivitas
·
Lokasi nyeri
abdomen
·
Skala nyeri
4-6
·
Nyeri sering
dan terus – menerus
DO:
·
Wajah tampak
menahan nyeri
|
Menstruasi
↓
Regresi korpus
luteum
↓
progesteron↓
↓
Miometrium
terangsang
↓
Kontraksi&disritmia
uterus↑
↓
Aliran darah ke
uterus↓
↓
Iskemia
↓
Nyeri haid
|
Nyeri akut
|
2
|
DS:
·
Pasien
menyatakan mudah lelah
DO:
·
Nadi lemah
(TD 90/60 mmHg)
·
Px. terlihat
pucat
·
Sclera/
konjungtiva anemi
|
Menstruasi
↓
Pendarahan
↓
Anemia
↓
Kelemahan
↓
Intoleran
aktivitas
|
Intoleran aktivitas
|
3
|
DS:
·
Px.
menyatakan merasa gelisah
DO:
·
Pucat
Memperlihatkan
kurang inisiatif
|
Menstruasi
↓
Nyeri haid
↓
Kurang pengetahuan
↓
Ansietas
|
Ansietas
|
3.3 Diagnosa keperawatan
1. Nyeri akut b.d peningkatan kontraksi uterus saat menstruasi
2. Intoleran aktivitas b.d kelemahan akibat anemia
3. Ansietas b.d ketidaktahuan penyebab nyeri abdomen
3.4 Intervensi keperawatan
1. Nyeri akut b.d
peningkatan kontraksi uterus saat menstruasi
Nyeri dapat diadaptasi
oleh pasien
§ Skala
nyeri 0-1
§ Pasien
tampak rileks
INTERVENSI
|
RASIONAL
|
- Beri linkungan tenang dan kurangi rangsangan penuh
stress
- Kolaborasi dengan dokter dalam pemberian analgesic
- Ajarkan strategi relaksasi (misalnya nafas
berirama lambat, nafas dalam, bimbingan imajinasi
- Evaluasi dan dukung mekanisme koping px
- Kompres hangat
|
- Meningkatkan istirahat dan meningkatkan kemampuan
koping
- Analgesik
dapat menurunkan nyeri
- Memudahkan relaksasi, terapi non farmakologi
tambahan
- Penggunaan persepsi sendiri atau prilaku untuk
menghilangkan nyeri dapat membantu mengatasinya lebih efektif
- Mengurangi rasa nyeri dan memperlancar aliran
darah
|
2. Intoleran
aktivitas b.d kelemahan akibat nyeri abdomen
Pasien dapat
beraktivitas seperti semula
§ Pasien dapat mengidentifikasi faktor – faktor yang
memperberat dan memperingan intoleran aktivitas
§ Pasien
mampu beraktivitas
INTERVENSI
|
RASIONAL
|
- Beri
lingkungan tenang dan perode istirahat tanpa gangguan, dorong istirahat
sebelum makan
- Tingkatkan aktivitas secara
bertahap
- Berikan bantuan sesuai kebutuhan
|
- Menghemat
energi untuk aktivitas dan regenerasi seluler/ penyembuhan jaringan
- Tirah
baring lama dapat menurunkan kemampuan
- Menurunkan
penggunaan energi dan membantu keseimbangan supply dan kebutuhan oksigen
|
- Ansietas b.d ketidaktahuan penyebab nyeri abdomen
Pasien
bisa kembali
§ Pasien
menyatakan kesadaran perasaan ansietas
§ Pasien
menunjukkan relaksasi
§ Pasien menunjukkan perilaku untuk menangani stres
INTERVENSI
|
RASIONAL
|
- Libatkan
pasien/ orang terdekat dalam rencana perawatan
- Berikan lingkungan tenang dan
istirahat
- Bantu
pasien untuk mengidentifikasi/ memerlukan perilaku koping yang digunakan
pada masa lalu
- Bantu
pasien belajar mekanisme koping baru, misalnya teknik mengatasi stres
|
- Keterlibatan
akan membantu pasien merasa stres berkurang,memungkinkan energi untuk
ditujukan pada penyembuhan
- Memindahkan
pasien dari stress luar meningkatkan relaksasi; membantu menurunkan
ansietas
- Perilaku
yang berhasil dapat dikuatkan pada penerimaan masalah stress saat ini,
meningkatkan rasa control diri pasien
- Belajar cara
baru untuk mengatasi masalah dapat membantu dalam menurunkan stress dan
ansietas
|