ETIKA BERDOA
A.
Pengertian
Doa
Doa
itu adalah rangkaian kata dari sebuah harapan yang terucap dari seseorang
kepada penciptanya. Doa merupakan suatu hal
penting yang tak terpisahkan dari kehidupan manusia, dalam kondisi apapun, suka
dan duka, bahagia dan menderita, sukses maupun gagal. Banyak ayat Al-Qur’an dan
hadis yang memotivasi agar kita tidak putus asa dalam berdoa.
Jika Islam memperhatikan suatu persoalan tertentu, maka pastilah ia
menetapkan ditetapkan atasnya adab-adab dan syarat-syaratnya, agar manusia
dapat memperoleh kesempurnaannya dan memetik hasilnya.
B.
Kedudukan Doa dalam Islam
Doa menjadi sesuatu yang merasuk dalam setiap diri orang muslim karena
doa merupakan komunikasi langsung seorang hamba kepada penciptanya. Doa menjadi
jembatan penghubung dimana manusia bisa bercerita, meminta, memohon dan
berharap.
Seorang hamba pasti
pernah berdoa kepada Allah SWT, jika tidak pernah berdoa maka ia termasuk
kedalam golongan orang-orang yang sombong.
Karena itu, do’a juga termasuk dalam
ibadah utama. Bahkan Allah pun memerintahkan hamba-Nya untuk berdo’a dan marah
kepada siapa pun yang enggan untuk berdo’a kepada-Nya. Allah berfirman :
“Dan Tuhanmu berfirman : Berdo’alah kepada-Ku
niscaya akan kuperkenankan bagimu. Sesungguhnya orang-orang yang menyombongkan
diri dari berdo’a kepada-Ku akan masuk neraka Jahannam dalam keadaan hina
dina.” ( QS Ghafir 60 ).
Rasulullah صلى الله عليه وسلم
juga memberikan perhatian yang besar dalam hal ini. Selain Beliau sendiri
bermudawamah –membiasakan diri- dengan banyak berdo’a, Beliau pun mengajarkan
lafadz-lafadz dengan do’a-do’a tertentu sebagaimana dirinya mengajarkan
surat-surat Al Qur’an. Sehingga dapat diambil suatu kesimpulan bahwa
dalam berdo’a perlu bertaqayyud (membatasi diri) dengan do’a-do’a yang ma’tsur
(diriwayatkan) dari Rasulullah صلى الله عليه وسلم .
C.
Adab Berdoa
Berdoa memiliki adabnya sendiri, allah berfirman”
berdoalah kepadaku, niscaya kuijabah permohonanmu..” berdoa kepada Allah hari
ini,bukan berarti doa kita akan di kabulkan pada hari ini pula. Nabi Zakariya
yang adalah orang kepercayaan Allah di bumi ini, harus melalui watu selama 60
tahun lamanya lalu doanya dijawab oleh Allah. Beliau sangat menginginkan untuk
dapat memiliki keturunan, dan setelah 60tahun lamanya beliau mendapatkan apa
yang diinginkannya.
Namun kita terkadang sangat mudah berputus asa apabila
doa yang kita panjatkan belu dipenuhi oleh Allah SWT. Padahal Allahlah yang
maha tahu kapan waktu yang terbaik agar doanya dijawab, Allah pulalah yang maha
tahu apakah doa yang kita panjatkan akan memberikan dampak baik atau buruk
terhadap kita sendiri. Sebelum berdoa, sebaiknya kita memanjatkan puji-pujian
kepada Allah, memelas mengharap terkabulnya doa kita. Berdoalah dengan perasaan
takut tidak akan dikabulkan, namun yakin bahwa Allah akan mengabulkannya.
Adapun adab berdoa sebagai berikut :
1.
Berdoa tidak boleh sombong
“Dan Tuhanmu
berfirman : Berdo’alah kepada-Ku niscaya akan kuperkenankan bagimu.
Sesungguhnya orang-orang yang menyombongkan diri dari berdo’a kepada-Ku akan
masuk neraka Jahannam dalam keadaan hina dina.”
[QS. Ghafir : 60].
Adapun hadis yang menyatakan hal bahwa janganlah kita sombong. Sebagai
berikut.
“Barangsiapa
yang tidak berdo’a maka Allah marah kepadanya.”
[HR. Ahmad, Tirmidzi, ibnu Majah, dan Bukhari dalam Adab Al Mufrad].
2.
Merendahkan suara ketika berdoa,
Hal ini diterangkan oleh hadist Nabi sebagai berikut :
Rasulullah Shallallaahu
alaihi wa Sallam bersabda: "Wahai sekalian manusia, kasihanilah diri kamu,
karena sesungguhnya kamu tidak berdo`a kepada yang tuli dan tidak pula ghaib, sesungguhnya
kamu berdo`a (memohon) kepada Yang Maha Mendengar lagi Maha Dekat dan Dia
selalu menyertai kamu". (HR. Al-Bukhari).
Dan firman Allah SWT.
“Yaitu tatkala
ia berdoa kepada Tuhannya dengan suara yang lembut.” (QS. Maryam: 3)
“Berdoalah
kepada Rabb kalian dengan berendah diri dan suara yang lembut. Sesungguhnya
Allah tidak menyukai orang-orang yang melampaui batas.” (QS. Al-A’raf: 55)
3.
Mengakui dosa-dosa, mengakui
kekurangan (keteledoran diri) dan merendahkan diri
“Kemudian Kami
siksa mereka dengan (menimpakan) kesengsaraan dan kemelaratan, supaya mereka
memohon (kepada Allah) dengan tunduk merendahkan diri. Maka mengapa mereka
tidak memohon (kepada Allah) dengan tunduk merendahkan diri ketika datang
siksaan Kami kepada mereka, bahkan hati mereka telah menjadi keras, dan
syaitanpun menampakkan kepada mereka kebagusan apa yang selalu mereka
kerjakan.” (QS.
Al-An’am: 42)
4.
Berdoa penuh rendah diri dan kusyu
“ Sesungguhnya mereka adalah orang-orang yang selalu bersegerak di
dalam (mengerjakan) perbuatan-perbuatan yang baik dan mereka berdo`a kepada
Kami dengan harap dan cemas. Dan mereka adalah orang-orang yang khusyu` kepada
Kami”. (Al-Anbiya’: 90).
5.
Terlebih dahulu sebelum berdo`a
hendaknya memuji kepada Allah kemudian bershalawat kepada Nabi Shallallaahu
alaihi wa Sallam
“Kamu telah
tergesa-gesa wahai orang yang sedang shalat. Apabila anda selesai shalat, lalu
kamu duduk, maka memujilah kepada Allah dengan pujian yang layak bagi-Nya, dan
bershalawatlah kepadaku, kemudian berdo`alah”. (HR. At-Turmudzi, dan dishahihkan oleh Al-Albani).
6.
Berwudhu sebelum berdoa, jika
memungkinkan.
Rasulullah -shallallahu
alaihitDalam
hadits Abu Musa Al-Asy’ari wasallam-
meminta air lalu berwudhu kemudian beliau mengangkat kedua tangannya lalu
berdoa, “Ya Allah, ampunilah Ubaid Abu Amir.” (HR. Al-Bukhari dan muslim
)
Dalam hadits Abu Musa Al-Asy`ari Radhiallaahu anhu disebutkan bahwa
setelah Nabi Shallallaahu alaihi wa Sallam selesai melakukan perang Hunain :”
Beliau minta air lalu berwudhu, kemudian mengangkat kedua tangannya; dan aku
melihat putih kulit ketiak beliau”. (Muttafaq’alaih).
7.
Benar-benar
(meminta sangat) di dalam berdo`a dan berbulat tekad di dalam memohon.
Dari Anas bin Malik -radhiallahu anhu- secara marfu’, “Tetaplah
kalian berdoa dengan ‘Wahai Yang Maha Mulia lagi Maha Pemurah.” (HR.
At-Tirmizi no. 3773-3775 dan dinyatakan shahih oleh Al-Albani dalam Shahih
At-Tirmizi )
“Apabila kamu
berdo`a kepada Allah, maka bersungguh-sungguhlah di dalam berdo`a, dan jangan
ada seorang kamu yang mengatakan :Jika Engkau menghendaki, maka berilah aku”,
karena sesungguhnya Allah itu tidak ada yang dapat memaksanya”. Dan di dalam satu
riwayat disebutkan: “Akan tetapi
hendaknya ia bersungguh-sungguh dalam memohon dan membesarkan harapan, karena
sesungguhnya Allah tidak merasa berat karena sesuatu yang Dia berikan”. (Muttafaq’alaih).
8.
Menghindari do`a buruk terhadap diri
sendiri, anak dan harta
Rasulullah Shallallaahu alaihi wa Sallam bersabda: “Jangan
sekali-kali kamu mendo`akan buruk terhadap diri kamu dan juga terhadap
anak-anak kamu dan pula terhadap harta kamu, karena khawatir do`a kamu
bertepatan dengan waktu dimana Allah mengabulkan do`a mu”. (HR. Muslim).
9.
Fokus dan konsentrasi saat berdoa
“Dan ketahuilah
! Sesungguhnya Allah tidak mengabulkan do’a yang datang dari hati yang lalai
dan lengah.” [HR.
Tirmidzi dan Thabrani dari Abu Hurairah dan dihasankan oleh Syeikh Al Albani].
10. Tidak memaksa bersajak di dalam berdo`a
Ibnu Abbas pernah berkata kepada `Ikrimah: “Lihatlah sajak dari
do`amu, lalu hindarilah ia, karena sesungguhnya aku memperhatikan Rasulullah
Shallallaahu alaihi wa Sallam dan para shahabatnya tidak melakukan hal
tersebut”.(HR. Al-Bukhari)
11. Jangan Terlampaui mendetail
(merinci) permohonan dalam berdo’a.
“Rasulullah صلى الله
عليه وسلم biasa memilih untuk berdo’a dengan do’a-do’a yang jami’ (umum)
dan meninggalkan yang selain itu.” [HSR. Ahmad dan Abu Daud].
12. Bertawassul kepada Allah Ta’ala
“Allah memiliki Asmaul husna, hendaknya kamu
berdoa dengannya.” (Al-A’raf/7: 180)
“Katakanlah, berdoalah kepada Allah atau
berdoalah kepada Ar-Rahman. Dengan nama yang mana saja kamu berdoa, Dia
mempunyai Asmaul husna.” (Al-Isra’/17: 110)
Rasulullah saw bersabda: “Allah azza wa jalla
memiliki sembilan puluh sembilan nama, barangsiapa yang berdoa dengannya doanya
diijabah.” (At-Tawhid, 195)
13.
Menghadap
kiblat
Dari Badr bin Zaid dia berkata, “Nabi
-shallallahu alaihi wasallam- pernah keluar ke lapangan ini untuk meminta
hujan, maka beliau berdoa dan shalat istisqa`, kemudian beliau menghadap ke
kiblat dan membalik kain yang beliau pakai.” (HR. Al-Bukhari )
14.
Menadahkan
kedua tangan
Mengangkat kedua tangan ketika berdoa. Dari
Salman -radhiallahu anhu- dia berkata: Rasulullah -shallallahu alaihi wasallam-
bersabda, “Sesungguhnya Rabb kalian -Tabaraka wa Ta’ala- Maha Malu lagi Maha
Pemurah kepada hamba-Nya, Dia malu kepada hamba-Nya tatkala dia mengangkat
kedua tangannya kepada-Nya lantas Dia mengembalikannya dalam keadaan kosong.” (HR.
Abu Daud no. 1488, At-Tirmizi, dan selain keduanya. Ibnu Hajar berkata,
“Sanadnya jayyid,” dan dinyatakan shahih oleh Al-Albani dalam Shahih At-Tirmizi
)
15.
Jika dia mendoakan orang lain maka hendaknya dia mulai dengan mendoakan
dirinya sendiri
Dari Ubay bin Ka’ab -radhiallahu anhu- dia
berkata, “Jika Rasulullah -shallallahu alaihi wasallam- menyebut seseorang
lalu mendoakannya, maka beliau mulai dengan mendoakan diri beliau.” (HR.
At-Tirmizi )
16.
Dan tentu saja dia tidak meminta kecuali hanya kepada Allah semata.
Saya pernah berada di belakang Nabi
-shallallahu alaihi wasallam- lalu beliau bersabda, “Wahai anak kecil,
sesungguhnya saya akan mengajarkan kepadamu beberapa ucapan: Jagalah Allah
niscaya Dia akan menjagamu, jagalah Allah niscaya kamu akan mendapati Dia
berada di depanmu. Jika kamu meminta maka mintalah hanya kepada Allah, dan jika
kamu meminta pertolongan maka mintalah pertolongan hanya kepada Allah.”
(HR. At-Tirmizi dan Ahmad ). Dinyatakan shahih oleh Al-Albani dalam Shahih
At-Tirmizi ).
Itulah beberapa hal yang perlu diperhatikan
saat kita berdoa. Namun masih banyak hal lain yang mungkin menjadi sunah saat
kita berdoa yang belum kami sajikan karena keterbatasan.
D.
Renungkanlah
Begitulah diantaranya
beberapa cara agar doa kita lebih layak untuk dipertimbangkan. Yang jelas
manusia selalu tampil bagus jika berkunjung kepada pacar, kepada orang yang
dihormati, disayang, atau kepada pejabat, orang bisa sangat sopan, kenapa kita
tidak kepada Allah SWT. Untuk itu marilah kita benahi dari sekarang apa yang
menjadi masalah kita.
Manusia terkesan sombong,
enggan untuk meminta, namun manusia hanya ingat Allah saat mereka jatuh
terpuruk. Saat itulah manusia berdoa kepada Allah SWT. Apakah dengan itu Allah
SWT akan memperhatikan kita ?
Manusia hanya bisa
menyalahkan jika doa mereka tidak dikabulkan dan berputus asa, padahal mungkin
doa yang dipanjatkan itu tidak berlogika dan tidak layak untuk pemohonnya
karena Allah SWT Maha Berencana dan Maha Mengetahui mana yang baik untuk
hambaNYa.
The definition of prayer as a sacred word affects the faith of everyone. The correct approach to this using online should be supported by the relevant principles.
BalasHapus