BAB I
PENDAHULUAN
A.
LATAR BELAKANG
Infeksi virus hepatitis yang oleh
masyarakat awam dikenal sebagai ‘penyakit kuning’masih merupakan masalah
kesehatan serius sampai saat ini. Insidens
hepatitis yang terus meningkat semakin menjadi masalah kesehatan masyarakat.
Penyakit tersebut penting karena mudah ditularkan dan memiliki morbiditas yang
tinggi. 60-90% kasus hepatitis diperkirakan berlangsung tanpa dilaporkan. Keberadaan
kasus-kasus subklinis, ketidakberhasialan untuk mengenali kasus-kasus yang
ringan dan kesalahan diagnosis diperkirakan turut menjadi penyebab.
Diperlukan asuhan
keperawatan yang komprehensif dan peripurna agar hepatitis dapat sembuh dan
yang lebih penting lagi adalah agar pasien mengetahui perawatan dan
pencegahannya di rumah. Dengan perawatan yang sesuai diharapkan hepatitis tidak
menjadi penyakit yang mematikan.
B.
TUJUAN
Tujuan pembuatan Laporan Pendahuluan ini adalah :
1.
Mengetahui tentang penyakit
hepatitis
2.
Mengetahui masalah keperawatan
yang muncul pada kasus hepatitis.
3.
Mengetahui proses keperawatan
yang diberikan kepada pasiena hepatitis.
BAB II
TINJAUAN TEORI
A.
PENGERTIAN
Hepatitis adalah peradangan dari sel-sel liver yang meluas/ menyebar ,
hepatitis virus merupakan jenis yang paling dominan. Luka pada organ liver
dengan peradangan bisa berkembang setelah pembukaan untuk sejumlah farmakologi
dan bahan kimia dari inhalasi , ingesti , atau pemberian obat secara parenteral
( IV ). Toxin dan Drug induced Hepatitis merupakan hasil dari pembukaan atau
terbukanya hepatotoxin , seperti : industri toxins , alkohol dan pengobatan
yang digunakan dalam terapi medik.
Hepatitis
kemungkinan terjadi sebagai infeksi sekunder selama perjalanan infeksi dengan
virus-virus lainnya , seperti :
Ø Cytomegalovirus
Ø Virus
Epstein-Barr
Ø Virus Herpes simplex
Ø Virus Varicella-zoster
Klien biasanya dapat sembuh secara total dari hepatitis, tetapi kemungkinan
mempunyai penyakit liver residu. Meskipun angka kematian dari hapetitis relatif
lama atau panjang , pada hepatitis virus akut bisa berakhir dengan kematian
B.
ETIOLOGI
1.
Infeksi Virus
Hepatitis merupakan hasil infeksi yang disebabkan
oleh salah satu dari lima golongan besar jenis virus , antara lain :
Ø Virus Hepatitis A ( HAV )
Ø Virus Hepatitis B ( HBV )
Ø Virus Hepatitis C ( HCV )
Ø Virus Hepatitis D ( HDV ) atau Virus Delta
Ø Virus Hepatitis E ( HEV )
Hepatitis F dan G mempunyai kesamaan
atau identitas tersendiri, tetapi jenis ini jarang ada.
2.
Obat-obatan, bahan kimia, dan racun.
3.
Reaksi transfusi darah yang tidak terlindungi virus
hepatitis.
C.
PATOFISIOLOGI
Setelah liver
membuka sejumlah agen, seperti virus. Liver menjadi membesar dan mendesak
dengan meradangnya sel-sel hati, lymfosit-lymfosit, bertambahnya cairan,
sehingga dalam kuadran kanan atas terasa sakit dan tidak nyaman. Sebagai
kemajuan dan kelanjutan proses penyakit, pembelahan sel-sel hati yang normal
berubah menjadi peradangan yang meluas, nekrosis dan regenerasi dari sel-sel
hepar. Meningkatnya penekanan dalam lintasan sirkulasi disebabkan karena masuk
dan bercampur dengan aliran darah kedalam pembelahan jaringan-jaringan hepar (
sel-sel hepar ). Oedema dari saluran-saluran empedu hati yang terdapat pada
jaringan intrahepatik menyebabkan kekuningan.
Data spesifik
pada patogenesis hepatitis A, hepatitis
, hepatitisD , dan hepatitis E sangat terbatas. Tanda-tanda investigasi
mengingatkan pada manifestasi klinik dari peradangan akut HBV yang ditentukan
oleh respon imunologi dari klien. Komplex kekebalan – Kerusakan jaringan secara
tidak langsung memungkinkan untuk manifestasi extrahepatik dari hepatitis akut
B. Hepatitis B diyakini masuk kedalam sirkulasi kekebalan tubuh tersimpan dalam
dinding pembuluh darah dan aktif dalam sistem pengisian. (Dusheiko,1990). Respon-respon klinik terdiri
dari nyeri bercampur sakit yang terjadi dimana-mana.
Phase atau tahap
penyembuhan dari hepatitis adalah ditandai dengan aktifitas fagositosis dan
aktifitas enzym, perbaikan sel-sel hepar. Jika tidak sungguh-sungguh komplikasi
berkembang, sebagian besar penyembuhan fungsi hati klien secara normal setelah
hepatitis virus kalah. Regenerasi lengkap biasanya terjadi dalam dua sampai
tiga bulan .
D.
TANDA DAN GEJALA
Gejala dan tanda penyakit hepatitis adalah sebagai
berikut :
-
Selera makan hilang
-
Rasa tidak enak di perut
-
Mual sampai muntah
-
Demam tidak tinggi
-
Kadang-kadang disertai nyeri
sendi
-
Nyeri
dan bengkak pada perut sisi kanan atas (lokasi hati)
-
Bagian
putih pada mata (sklera) tampak kuning
-
Kulit seluruh tubuh tampak
kuning
-
Air seni berwarna coklat
seperti air the
Pada orang dewasa sebagian besar infeksi virus hepatitis
akut akan sembuh dan hanya sebagian kecil (5 – 10%) yang akan menetap/ menahun.
Pada kasus yang menahun :
-
Manifestasi bisa tanpa keluhan/
gejala atau dengan keluhan/ gejala ringan
-
Diagnosis umumnya ditemukan
pada waktu mengadakan konsultasi ke dokter, hasil laboratorium menunjukkan
peninggian SGPT/ SGOT.
E.
PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK
1.
Pengkajian
Laboratorium.
Ditemukannya Hepatitis A dan B menunjukkan tingkatan nilai enzim hatinya
yang akut, ditunjukkan adanya kerusakan sel-sel hati dan khususnya nilai
serologi.
2.
Serum
Enzim-enzim Liver.
Tingkatan alanine aminotransferase atau ALT bernilai lebih dari 1000 mU/mL
dan mungkin lebih tinggi sampai 4000 mU/mL dalam beberapa kasus virus Hepatitis
nilai aspartat aminotransferase atau AST antara 1000 – 2000 mU/mL. Alanine
pospatase nilai normalnya 30 – 90 IU/L atau sedikit lebih tinggi. Nilai serum
total bilirubin naik kepuncak 2,5 mG/dL dan berlangsung ketat dengan
tanda-tanda klinik penyakit kuning. Tingkatan nilai bilirubin juga terdapat
pada urine.
3.
Pemeriksaan serologi.
Dinyatakan terkena Hepatitis A jika virus Hepatitis A anti body ( Anti-HAV
) terdeteksi dalam darah. Peradangan pada liver yang terjadi secara terus –
menerus disebabkan oleh HAV adalah bukti nyata munculnya antibody Imonoglobin M
( Ig M ) yang bertahan dalam darah 4 – 6 minggu. Infeksi senbelumnya diindikasi
dengan munculnya antobodi Imonoglobin G atau Ig G. Antobodi ini terdapat dalam
serum dan melindungi kekebalan HAV secara permanen.
Kemunculan virus Hepatitis B ( HBV ) dapat dinyatakan jika test serologi
memperkuat kemunculan sistem antogen antibody Hepatitis B dalam darah. HBV
adalah virus DNA double – shelled yang terdirri dari dalam intim dan diluar
kerangka. Antigen terletak diatas permukaan ataau kerangka virus ( HBSAG )
sangat penting bagi pemeriksaan serologi dan mereka akhirnya memunculkan
diagnosa Hepatitis B. Selama HBSAG terdapat dalam darah maka klien diperkirakan
dapat menularkan Hepatitis B. Ketakutan para peneliti selorogi selama lebih
dari 6 bulan menunjukkan faktor pembawa pada Hepatitis atau hepatitis kronik.
Secara normal tingkatan HBSAG akan mengalami kemunduran dan bahkan menghilang
setelah masa Hepatitis B akut. Munculnya antibody terhadap HBSAG dalam darah
menunjukkan kesembuhan dan kekebalan terhadap Hepatitis B. Hepatitis B bermula
saat antigen ( Hbe AG ) ditemukan didalam serum 1 minggu setelah kemunculan HBs
AG, kemunculan inilah yang menentukan kondisi klien. Seseorang klien yang hasil
testnya pada HbsAG dan HbeAG bernilai positif lebih menularkan penyakit dari
pada klien yang testnya untuk HbsAG positif ddan HbeAG negatif. Kemunculan
Hepatitis D bisa dipastikan dengan mengidentifikasi antigen D pada intrahepatik
atau sering kali didapatkan dengan naiknya titer antibody virus Hepatitis D (
Anti – HD ). Penyebaran antigen Hepatitis D ( HDAG ) merupakan diagnosa
penyakit akut, tetapi hanya dapat diketahui melalui laporan pemeriksaan serum.
Mereka mempunyai kecanggihan atau alat yang canggih untuk memeriksa test
serologi pada Hepatitis C. Penemuan perdana : Enzim ImonoAssay ( EIA ) yang
digunakaan untuk memriksa antibody virus Hepatitis C ( anti HCV ). Pengujian
mereka tidak membedakaan antara IgM dan IgG. Saat ini penemuan kedua : Enzim
ImonoAssay dengan kemampuan dapat mendeteksi antibody dengan menambahkan
antigen sebelum digunakan dan sekarang ini EIA tidak dapat diandalkan untuk
test serologi scrining untuk mgidentifikasi Hepatitis C. Hal ini akan
menambahkan nomor hasil positif yang palsu dengan adanya test screening yang
dilakukan. Pada kejadian yang sama serokan versi dengan Hepatitis C akan
tertunda sanpai tahun depan. Meskipun meningkatnya hasil ImonoAssay akan menambah
spesifikasi dan sensitifitas untuk test. Anti HCV menentukan diagnosa yang
tepat, merupakan kombinasi dari pemeriksaan secara klinis biokimia dan hasil
serologi. Hal ini bukan untuk para peneliti serologi Hepatitis E.
4.
Pengkajian Radiografi.
Hanya dengan penggunaan X-Ray dapat menemukan pembesaran liver dengan
menempatkan X-Ray tepat diatas bagian abdominal.
5.
Pengkajian Diagnosa Yang Lain.
Hepatitis kronik merupakan diagnosa biasa biopsy jaringan perkutan pada
liver. Biopsi membedakan antara antif kronik dengan Hepatitis kronik persisten.
Penemuan jaringan lemak yang masuk pada spesimen biopsy liver dan peradangan
dengan neutrofil yang tetap dengan Hepatitis Laennecs ( yang disebabkan oleh
alkohol ).
F.
PENATALAKSANAAN
1.
Penerangan Perawatan Pencegahan Hepatitis Virus
a.
Gunakan pencegahan umum atau pencegahan substansi tubuh
untuk menjaga perpindaham kuman antara klien atau antara klien dengan staf
perawat kesehatan
b.
Menghapuskan penggunaan jarum dan benda tajam lainnya
dengan mengganti sistem penggunaan jarum
c.
Ambil vaksin hepatitis B ( hepatovax-B, recombinex HB )
diberikan dengan tiga seri suntikan. Vaksin ini juga untuk menjaga atau
mencegah hepatitis B
d.
Untuk postexposure mencegah hepatitis B, lihat atau cari
segera perhatian medis untuk kemungkinan administrasi imuno globulin hepatitis
B ( HBIG ) atau imuno globulin ( IG)
e.
Laporkan semua kasus hepatitis pada DEPKES Daerah.
2.
Pencegahan Hepatitis Virus
a.
Memelihara sanitasi yang baik dan kebersihan diri. Cuci
tangan kamu sebelum makan dan setelah dari toilet.
b.
Minum air yang sudah masak oleh sistem pencucian air
c.
Jika transportasi tidak berkembang atau kota non
industri, minum hanya dengan air botol. Hindarkan makanan yang telah dicuci
dengan air, seperti sayuran mentah, buah dan sop.
d.
Pergunakan sanitasi yang baik untuk mencegah panyebaran
kuman antar anggota keluarga. Jangan menggunakan bagian tempat tidur dari
linen, handuk, alat makan dan gelas minuman sesama keluarga,
e.
Jangan berbagi jarum suntikan
G.
DIAGNOSA KEPERAWATAN
1.
Nyeri akut b. d agen injury
biologis
2.
Ketidakseimbangan nutrisi
kurang dari kebutuhan tubuh b. d intake yang kurang adekuan disebsbkan karena
faktor biologi
3. Konstipasi b. d aktifitas yang
adekuat
4. Kurang pengetahuan b. D
misinterpretasi informasi
DAFTAR PUSTAKA
Barbara, CL., 1996, Perawatan
Medikal Bedah (Suatu Pendekatan proses keperawatan), Bandung.
Brunner & Suddarth, 2002, Buku
Ajar Keperawatan Medikal Bedah, alih bahasa: Waluyo Agung., Yasmin Asih.,
Juli., Kuncara., I.made karyasa, EGC, Jakarta.
Carpenito, L.J., 2000, Diagnosa
Keperawatan Aplikasi pada Praktek Klinis, alih bahasa: Tim PSIK UNPAD
Edisi-6, EGC, Jakarta
Doenges,M.E., Moorhouse, M.F.,
Geissler, A.C., 1993, Rencana Asuhan Keperawatan untuk perencanaan dan
pendukomentasian perawatan Pasien, Edisi-3, Alih bahasa;
Kariasa,I.M., Sumarwati,N.M., EGC, Jakarta
Kuliah ilmu penyakit dalam PSIK –
UGM, 2004, Tim spesialis dr. penyakit dalam RSUP dr.Sardjito, yogyakarta.
McCloskey&Bulechek, 1996, Nursing
Interventions Classifications, Second edisi, By Mosby-Year
book.Inc,Newyork
NANDA, 2001-2002, Nursing Diagnosis:
Definitions and classification, Philadelphia, USA
University IOWA., NIC and NOC Project., 1991, Nursing
outcome Classifications, Philadelphia, USA
0 komentar:
Posting Komentar