LAPORAN
PENDAHULUAN
I.
KASUS (MASALAH UTAMA)
Halusinasi
II.
PROSES TERJADINYA MASALAH
B.
Definisi
Halusinasi adalah persepsi terhadap stimulus external tanpa adanya
rangsangan dari luar. (W. Kusuma, 1997 : 48).
Halusinasi adalah penyerapan tanpa adanya rangsangan apapun pada panca
indra dan terjadi pada keadaan sadar (Dr. Hendro, 2004)
C.
Etiologi
Halusinasi biasanya di sebabkan oleh gangguan mental organik, penggunaan
zat halusinasi nogenik, ketidak sambungan endokrin, gangguan efektif, depresi
sindrom putus zat dan keracunan obat.
Ada 2 teori menurut Stuart dan Sundeen tentang halusinasi
1.
Teori biokimia
Halusinasi terjadi karena respon
metabolisme, terhadap stress yang dapat mengakibatkan lepasnya zat-zat
“halusinasi nogenik neurokimia”.
2.
Teori psiko***
Halusinasi merupakan mekanisme
pertahanan ego untuk melawan rangsangan dari luar yang mengancam dan muncul
dalam alam sadar
Ø Fase-fase halusinasi
1.
Fase I conforling
Karakteristik
*
Kx mengalami perasaan yang mendalam seperti ansietas,
kesepian, rasa bersalah dan takut.
*
Berfokus pada pikiran yang menyenangkan.
*
Non psikolitik
Prilaku
*
Tersenyum dan tertawa tidak sesuai.
*
Menggerakkan bibir tanpa suara.
*
Pergerakan mata yang cepat.
*
Respon verbal yang lambat jika sedang ashile.
*
Diam dan asyik sendiri.
2.
Fase II condeming
Karakteristik
*
Pengalaman sensor yang menjijikan dan menakutkan
*
Kx mulai lepas dan mungkin mengambil jarak dirinya dengan
sumbar yang dipersiapkan.
*
Kx mulai ****
mengalami di permalukan dan pengalaman sensor dan menarik diri dari orang lain.
*
Psikotik ringan.
Prilaku
*
Meningkatnya tanda-tanda vital.
*
Ranteng perhatian menyempit.
*
Asyik dengan pengalaman sensor dan kehilangan
*
Kemampuan membedakan halusinasi.
3.
Fase III controling
Karakteristik
*
Kx berhenti melakukan perlawanan terhadap halusinadi dan
menyerah pada halusinasi tersebut.
*
Isi halusinasi menjadi menarik.
*
Kx mengalami kesepian jika sensor halusinasi berhasil.
*
psikotik
Prilaku
*
Kemampuan yang dikendalikan halusinasi akan lebih baik.
*
Kesukaran berhubungan dengan orang lain.
*
Rentang perhatiannya beberapa detik/menit.
*
Adanya tanda-tanda, ansietas berat, berkeringat, tremor tidak
mempengaruhi peraturan.
4.
Fase IV conguring
Karakteristik
*
Pengalaman sensor menjadi mengancam jika kx mengikuti
halusinasi.
*
Halusinasi berakhir dari beberapa jam / hari jika tidak ada
intervensi terapeotik.
*
Psiko berat
Prilaku
*
Prilaku terus akibat panik
*
Tidak mampu perespon terhadap perintah yang komplek.
*
Tidak mampu merespon lebih dari satu orang.
III.
A. POHON MASALAH
B.
Masalah keperawatan dan data yang perlu dikaji
1.
Resiko tinggi kekerasan
DS
|
:
|
- Kx suka marah-marah dan
ingin memukul.
- Kx suka ******
|
DO
|
:
|
Ekspresi wajah tenang, muka merah,
tangan meremas-remas sewaktu menceritakan apa yang dialaminya.
|
2.
Perubahan sensori persepsi halusinasi pendengaran.
DS
|
:
|
- Kx mendengar suara-suara
aneh.
- Kx khawatir dengan
suara-suara tersebut.
|
DO
|
:
|
Kx tampak gelisah, cemas.
|
3.
IV.
DIAGNOSA KEPERAWATAN
1.
Resiko tinggi prilaku kekerasan berhubungan dengan halusinasi
pendengaran.
2.
Perubahan sensori persepsi halusinasi pendengaran berhubungan
dengan menarik diri.
3.
V.
RENCANA TINDAKAN KEPERAWATAN
1.
Resiko tinggi prilaku kekerasan berhubungan dengan halusinasi
pendengaran.
2.
Tujuan umum
Klien tidak
melakukan prilaku kekerasan.
3.
Tujuan khusus
a.
Klien dapat membina hubungan saling percaya.
b.
Klien dapat mengenal halusinasinya.
c.
Klien dapat mengontrol halusinasinya.
d.
Klien dapat dukungan keluarga dalam mengontrol halusinasinya.
e.
Klien dapat memanfaatkan obat dengan baik.
LAPORAN PENDAHULUAN
Strategi Pelaksanaan
Tindakan Keperawatan
A. Proses Keperawatan
1.
Kondisi klien
Biasanya pada klien kx halusinasi kx
sering tertawa dan bicara sendiri, kx mengatakan mendengar suara-suara yang
menyuruh dan menganggu kx.
2.
Diagnosa keperawatan
Resiko tinggi
prilaku kekerasan berhubungan dengan halusinasi pendengaran.
3.
Tujuan khusus
Kx dapat
membina hubungan saling percaya dengan perawat.
4.
Tindakan keperawatan
1.
Sapa kx dengan ramah baik verbal maupun non verbal.
2.
Perkenalkan diri dengan sopan.
3.
Tanyakan nama lengkap dan nama panggilan yang ia sukai.
4.
Jelaskan tujuan pertemuan.
5.
Jujur dan tepati janji.
6.
Tunjukkan sikap empati dan menerima kx ada adanya.
7.
Perhatikan kebutuhan dasar kx.
B.
Strategi Komunikasi Dalam Pelaksanaan Tindakan Keperawatan
Orientasi
1.
Salam therapeutik
Selamat pagi
bapak!, nama saya ..........., saya mahasiwa ........... yang sedang praktek
disini. Bolehkah saya berkenalan dengan bapak ? nama bapak siapa ? dan biasanya
di panggil apa ?
2.
Evaluasi / validasi
-
Sudah berapa lama bapak berada di sini, dan apa yang bapak
rasakan ?
-
Kenapa bapak sampai kesini ?
3.
Kontrak
-
Topik
-
Waktu
-
Tempat
|
:
:
:
|
Bagaimana kalau kita
membicarakan perasaan bapak hari ini ?
Menurut bapak berapa lama kita berbincang ? bagaimana kalau 10-15 menit
saja ? dan jam berapa di laksanakan ? jam ............ ya ?
Menurut bapak kira-kira
dimana kita berbincang-bincang ? di ruang makan aja ya ?
|
4.
Fasa kerja
1.
sekarang ceritakan pada saya, bagaimana perasaan bapak pada
hari ini ?
2.
kenapa bapak punya perasaan seperti itu ?
3.
apakah bapak percaya sama saya ? kenapa bapak di bawa kesini
?
4.
sudah berapa lama bapak berada di sini ?
5.
apakah bapak benci pada keluarga ?
6.
bagaimana perasaan bapak pada saya ?
7.
kalau bapak percaya pada saya, saya juga percaya pada bapak
dan akan berusaha membantu bapak.
5.
Terminasi
1.
Evaluasi subyektif
Bagaimana perasaan bapak setelah kita berbincang-bincang hari
ini ?
Saya senang
bapak mau mempercayai saya ?
2.
Evaluasi obyektif
Coba bapak
sebutkan nama saya ?
Seperti yang
bapak ceritakan, hari ini bapak merasa
........... karena .......... serta alasan bapak masuk rumah sakit
karena ..............
3.
Tindak lanjut klien
Kalau nanti
bapak ada sesuatu yang dipikirkan, bapak bisa memanggil saya atau perawat lain
untuk membatu.
4.
Kontak yang akan datang
Topik
|
:
|
Bapak kita bisa
bicang-bincang lagi ya ? kita akan berbincang-bincang masalah suara yang
bapak sering dengar ?
|
Waktu
|
:
|
Kira-kira jam berapa
besok kita berbincang-bincang lagi ? bagaimana kalau jam ........ pagi,
mungkin 10-15 menit, besok saya akan kesini menemui bapak ?
|
Tempat
|
:
|
Pak, apakah kita besok
bisa berbincang-bincang lagi di tempat ini (ruangan makan) ?
|
0 komentar:
Posting Komentar