Sistem endokrin, dalam kaitannya
dengan sistem saraf, mengontrol dan memadukan fungsi tubuh. Kedua sistem ini
bersama-sama bekerja untuk mempertahankan homeostasis tubuh. Fungsi mereka satu
sama lain saling berhubungan, namun dapat dibedakan dengan karakteristik
tertentu. Misalnya, medulla adrenal dan kelenjar hipofise posterior yang
mempunyai asal dari saraf (neural). Jika keduanya dihancurkan atau diangkat,
maka fungsi dari kedua kelenjar ini sebagian diambil alih oleh sistem saraf.
Bila
sistem endokrin umumnya bekerja melalui hormon, maka sistem saraf bekerja
melalui
neurotransmiter yang dihasilkan oleh ujung-ujung saraf.
A.
Struktur
Terdapat dua tipe kelenjar yaitu
eksokrin dan endokrin. Kelenjar eksokrin melepaskan sekresinya ke dalam duktus
pada permukaan tubuh, seperti kulit, atau organ internal, seperti lapisan
traktus intestinal. Kelenjar endokrin termasuk hepar, pankreas (kelenjar
eksokrin dan endokrin), payudara, dan kelenjar lakrimalis untuk air mata.
Sebaliknya, kelenjar endokrin melepaskan sekresinya langsung ke dalam darah.
Kelenjar endokrin termasuk :
1. Pulau Langerhans pada Pankreas
2. Gonad (ovarium dan testis)
3. Kelenjar adrenal, hipofise,
tiroid dan paratiroid, serta timus
B. Hormon dan fungsinya
Kata hormon berasal dari bahasa
Yunani hormon yang artinya membuat gerakan atau membangkitkan. Hormon mengatur
berbagai proses yang mengatur kehidupan. Sistem endokrin mempunyai lima fungsi
umum :
1. Membedakan sistem saraf dan sistem
reproduktif pada janin yang sedang berkembang
2. Menstimulasi urutan perkembangan
3.Mengkoordinasi sistem reproduktif
4. Memelihara lingkungan internal
optimal
5. Melakukan respons korektif dan
adaptif ketika terjadi situasi darurat
C. Klasifikasi
Dalam hal struktur kimianya, hormon
diklasifikasikan sebagai hormon yang larut dalam air atau yang larut dalam lemak.
Hormon yang larut dalam air termasuk polipeptida (mis., insulin, glukagon,
hormone adrenokortikotropik (ACTH), gastrin) dan katekolamin (mis., dopamin,
norepinefrin, epinefrin)Hormon yang larut dalam lemak termasuk steroid (mis.,
estrogen, progesteron, testosteron, glukokortikoid, aldosteron) dan tironin
(mis., tiroksin). Hormon yang larut dalam air
bekerja melalui sistem mesenger-kedua, sementara hormon steroid dapat
menembus membrane sel dengan bebas.
D. Karakteristik
Meskipun setiap hormon adalah unik
dan mempunyai fungsi dan struktur tersendiri, namun semua hormon mempunyai
karakteristik berikut.Hormon disekresi dalam salah satu dari tiga pola berikut
(1) sekresi diurnal adalah pola yang naik dan turun dalam periode 24 jam.
Kortisol adalah contoh hormon diurnal. Kadar kortisol meningkat pada pagi hari dan
turun pada malam hari. (2) Pola sekresi hormonal pulsatif dan siklik naik turun
sepanjang waktu tertentu, seperti bulanan. Estrogen adalah non siklik dengan
puncak dan lembahnya menyebabkan siklus menstruasi. (3) Tipe sekresi hormonal
yang ketiga adalah variabel dan tergantung pada kadar subtrat lainnya. Hormon paratiroid
disekresi dalam berespons terhadap kadar kalsium serum.
Hormon bekerja dalam sistem umpan
balik. Loop umpan balik dapat positif atau negatif dan memungkinkan tubuh untuk
dipertahankan dalam situasi lingkungan optimal. Hormon mengontrol laju aktivitas
selular. Hormon tidak mengawali perubahan biokimia. Hormon hanya mempegaruhi
sel-sel yang mengandung reseptor yang sesuai, yang melalukan : fungsi spesifik.
Hormon mempunyai fungsi dependen dan interdependen. Pelepasan hormon dari satu
kelenjar sering merangsang pelepasan hormone dari kelenjar lainnya. Hormone
secara konstan di reactivated oleh hepar atau mekanisme lain dan diekskresi
oleh ginjal.
E.
Regulasi Peran hipotalamus dan kelenjar hipofise
Dua kelenjar endokrin yang utama
ádalah hipotalamus dan hipofise. Aktivitas endokrin dikontrol secara langsung
dan tak langsung oleh hipotalamus, yang menghubungkan sistem persarafan dengan
sistem endokrin. Dalam berespons terhadap input dari area lain dalam otak dan
dari hormon dalam dalam darah, neuron dalam hipotalamus mensekresi beberapa
hormon realizing dan inhibiting. Hormon ini bekerja pada sel-sel spesifik dalam
kelenjar pituitary yang mengatur pembentukan dan sekresi hormon hipofise.
Hipotalamus dan kelenjar hipofise dihubungkan oleh infundibulum.Hormon yang
disekresi dari setiap kelenjar endokrin dan kerja dari masing-masing hormon.
Perhatikan bahwa setiap hormon yang mempengaruhi organ dan jaringan terletak
jauh dari tempat kelenjar induknya. Misalnya oksitosin, yang dilepaskan dari
lobus posterior kelenjar hipofise, menyebabkan kontraksi uterus. Hormon
hipofise yang mengatur sekresi hormon dari kelenjar lain disebut hormon tropik.
Kelenjar yang dipengaruhi oleh hormon disebut kelenjar target. Sistem umpan
balik Kadar hormon dalam darah juga dikontrol oleh umpan balik negative manakala
kadar hormon telah mencukupi untuk menghasilkan efek yang dimaksudkan, kenaikan
kadar hormon lebih jauh dicegah oleh umpan balik negatif. Peningkatan kadar
hormone mengurangi perubahan awal yang memicu pelepasan hormon. Misalnya
peningkatan sekresi ACTH dari kelenjar pituitari anterior merangsang
peningkatan pelepasan kortisol dari korteks adrenal, menyebabkan penurunan
pelepasan ACTH lebih banyak. Kadar substansi dalam darah selain hormon juga
memicu pelepasan hormon dan dikontrol melalui Sistem umpan balik. Pelepasan
insulin dari pulau langerhan di pankreas didorong oleh kadar glukosa darah. Aktivasi
sel-sel targetManakala hormon mencapai sel target, hormon akan mempengaruhi
cara sel berfungsi dengan satu atau dua metoda, pertama melalui penggunaan
mediator intraselular dan kedua mengaktifkan gen-gen di dalam sel. Salah satu
mediator intraselular adalah cyclic adenosine monophosphate (cAMP), yang
berikatan dengan permukaan dalam dari membran sel. Ketika hormon melekat pada
sel, kerja sel akan mengalami sedikit perubahan. Misalnya, ketika hormon
pankreatik glukagon berikatan dengan sel-sel hepar, kenaikan kadar AMP
meningkatkan pemecahan glikogen menjadi glukosa. Jika hormon mengaktifkan sel
dengan berinteraksi dengan gen, gen akan mensitesa mesenger RNA (mRNA) dan pada
akhirnya protein (mis., enzim, steroid). Substansi ini mempengaruhi reaksi dan
proses selular.
1. Struktur dan fungsi hipotalamus
Hipotalamus terletak di batang otak
tepatnya di dienchepalon, dekat dengan
ventrikel otak ketiga (ventrikulus tertius). Hipotalamus sebagai pusat tertinggi sistem kelenjar endokrin yang menjalankan fungsinya melalui humoral (hormonal) dan saraf. Hormon yang dihasilkan hipotalamus sering disebut faktor R dan I mengontrol sintesa dan sekresi hormone hipofise anterior sedangkan kontrol terhadap hipofise posterior berlangsung melalui kerja saraf. Pembuluh darah kecil yang membawa sekret hipotalamus ke hipofise disebut portal hipotalamik hipofise. Hormon-hormon hipotalamus antara lain:
ventrikel otak ketiga (ventrikulus tertius). Hipotalamus sebagai pusat tertinggi sistem kelenjar endokrin yang menjalankan fungsinya melalui humoral (hormonal) dan saraf. Hormon yang dihasilkan hipotalamus sering disebut faktor R dan I mengontrol sintesa dan sekresi hormone hipofise anterior sedangkan kontrol terhadap hipofise posterior berlangsung melalui kerja saraf. Pembuluh darah kecil yang membawa sekret hipotalamus ke hipofise disebut portal hipotalamik hipofise. Hormon-hormon hipotalamus antara lain:
a. ACTH : Adrenocortico Releasing
Hormon
b. ACIH : Adrenocortico Inhibiting
Hormon
c. TRH : Tyroid Releasing Hormon
d. TIH : Tyroid Inhibiting Hormon
e. GnRH : Gonadotropin Releasing Hormon
f. GnIH : Gonadotropin Inhibiting Hormon
g. PTRH : Paratyroid Releasing Hormon
h. PTIH : Paratyroid Inhibiting Hormon
i.
PRH : Prolaktin Releasing Hormon
j.
PIH : Prolaktin Inhibiting Hormon
k. GRH : Growth Releasing Hormon
l.
GIH : Growth Inhibiting Hormon
m. MRH : Melanosit Releasing Hormon
n. MIH : Melanosit Inhibiting Hormon
Hipotalamus sebagai bagian dari sistem
endokrin mengontrol sintesa dan sekresi hormon-hormon hipofise. Hipofise
anterior dikontrol oleh kerja hormonal sedang bagian posterior dikontrol
melalui kerja saraf.
2.
Struktur dan Fungsi Hipofise
Hipofise terletak di sella tursika, lekukan
os spenoidalis basis cranii. Berbentuk oval dengan diameter kira-kira 1 cm dan
dibagi atas dua lobus Lobus anterior, merupakan bagian terbesar dari hipofise
kira-kira 2/3 bagian dari hipofise. Lobus anterior ini juga disebut
adenohipofise. Lobus posterior, merupakan 1/3 bagian hipofise dan terdiri dari
jaringan saraf sehingga disebut juga neurohipofise. Hipofise stalk adalah
struktur yang menghubungkan lobus posterior hipofise dengan hipotalamus.
Struktur ini merupakan jaringan saraf.
Lobus intermediate (pars intermediate)
adalah area diantara lobus anterior dan posterior, fungsinya belum diketahui
secara pasti, namun beberapa referensi yang ada mengatakan lobus ini mungkin
menghasilkan melanosit stimulating hormon (MSH). Secara histologis, sel-sel
kelenjar hipofise dikelompokan berdasarkan jenis hormon yang disekresi yaitu:
a. Sel-sel somatotrof bentuknya
besar, mengandung granula sekretori, berdiameter 350- 500 nm dan terletak di
sayap lateral hipofise. Sel-sel inilah yang menghasilkan hormon somatotropin atau
hormon pertumbuhan.
b. Sel-sel lactotroph juga
mengandung granula sekretori, dengan diameter 27-350 nm, menghasilkan prolaktin
atau laktogen.
c. Sel-sel Tirotroph berbentuk
polihedral, mengandung granula sekretori dengan diameter 50-100 nm, menghasilkan
TSH.
d. Sel-sel gonadotrof diameter sel
kira-kira 275-375 nm, mengandung granula sekretori, menghasilakan FSH dan LH.
Ssel-sel kortikotrof diameter sel kira-kira 375-550 nm, merupakan granula
terbesar, menghasilkan ACTH.
e. Sel
nonsekretori terdiri atas sel kromofob. Lebih kurang 25% “sel kelenjar hipofise
tidak dapat diwarnai dengan pewarnaan yang lazim digunakan dan karena itu
disebut sel-sel kromofob. Pewarnaan yang sering dipakai adalah carmosin dan
erytrosin. Sel foli-kular adalah sel-sel yang berfolikel.Hipofise menghasilkan
hormon tropik dan nontropik. Hormon tropik akan mengontrol sintesa dan sekresi
hormon kelenjar sasaran sedangkan hormon nontropik akan bekerja langsung pada
organ sasaran. Kemampuan hipofise dalam mempengaruhi atau mengontrol langsung aktivitas
kelenjar endokrin lain menjadikan hipofise dijuluki master of gland.
3.
Struktur dan Fungsi Kelenjar Tiroid
Kelenjar tiroid terletak pada leher bagian
depan, tepat di bawah kartilago
krikoid, disamping kiri dan kanan trakhea. Pada orang dewasa beratnya lebih kurang 18 gram.
Kelenjar ini terdiri atas dua lobus yaitu lobus kiri kanan yang dipisahkan oleh isthmus. Masing-masing lobus kelenjar ini mempunyai ketebalan lebih kurang 2 cm, lebar 2,5 cm dan panjangnya 4 cm. Tiap-tiap lobus mempunyai lobuli yang di masing-masing lobuli terdapat folikel dan parafolikuler. Di dalam folikel ini terdapat rongga yang berisi koloid dimana hormon-hormon disintesa.kelenjar tiroid mendapat sirkulasi darah dari arteri tiroidea superior dan arteri tiroidea inferior. Arteri tiroidea superior merupakan percabangan arteri karotis eksternal dan arteri tiroidea inferior merupakan percabangan dari arteri subklavia. Lobus kanan kelenjar tiroid mendapat suplai darah yang lebih besar dibandingkan dengan lobus kiri. Dipersarafi oleh saraf adrenergik dan kolinergik. saraf adrenergik berasal dari ganglia servikalis dan kolinergik berasal dari nervus vagus.
krikoid, disamping kiri dan kanan trakhea. Pada orang dewasa beratnya lebih kurang 18 gram.
Kelenjar ini terdiri atas dua lobus yaitu lobus kiri kanan yang dipisahkan oleh isthmus. Masing-masing lobus kelenjar ini mempunyai ketebalan lebih kurang 2 cm, lebar 2,5 cm dan panjangnya 4 cm. Tiap-tiap lobus mempunyai lobuli yang di masing-masing lobuli terdapat folikel dan parafolikuler. Di dalam folikel ini terdapat rongga yang berisi koloid dimana hormon-hormon disintesa.kelenjar tiroid mendapat sirkulasi darah dari arteri tiroidea superior dan arteri tiroidea inferior. Arteri tiroidea superior merupakan percabangan arteri karotis eksternal dan arteri tiroidea inferior merupakan percabangan dari arteri subklavia. Lobus kanan kelenjar tiroid mendapat suplai darah yang lebih besar dibandingkan dengan lobus kiri. Dipersarafi oleh saraf adrenergik dan kolinergik. saraf adrenergik berasal dari ganglia servikalis dan kolinergik berasal dari nervus vagus.
Kelenjar tiroid menghasilkan tiga jenis
hormon yaitu T3, T4 dan sedikit kalsitonin. Hormon T3 dan T4 dihasilkan oleh
folikel sedangkan kalsitonin dihasilkan oleh parafolikuler. Bahan dasar
pembentukan hormon-hormon ini adalah yodium yang diperoleh dari makanan dan
minuman. Yodium yang dikomsumsi akan diubah menjadi ion yodium (yodida) yang
masuk secara aktif ke dalam sel kelenjar dan dibutuhkan ATP sebagai sumber
energi. Proses ini disebut pompa iodida, yang dapat dihambat oleh ATP- ase, ion
klorat dan ion sianat.
Sel
folikel membentuk molekul glikoprotein yang disebut Tiroglobulin yang kemudian mengalami
penguraian menjadi mono iodotironin (MIT) dan Diiodotironin (DIT).
Selanjutnya terjadi reaksi penggabungan antara MIT dan DIT yang akan membentuk
Tri iodotironin atau T3 dan DIT dengan DIT akan membentuk tetra iodotironin
atau tiroksin (T4). Proses penggabungan ini dirangsang oleh TSH namun dapat
dihambat oleh tiourea, tiourasil, sulfonamid, dan metil kaptoimidazol. Hormon
T3 dan T4 berikatan dengan protein plasma dalam bentuk PBI (protein binding
Iodine).
Fungsi hormon-hormon tiroid antara adalah:
a. Mengatur laju metabolisme tubuh. Baik T3
dan T4 kedua-duanya meningkatkan metabolisme karena peningkatan komsumsi
oksigen dan produksi panas. Efek ini pengecualian untuk otak, lien, paru-paru
dan testis
b. Kedua hormon ini tidak berbeda
dalam fungsi namun berbeda dalam intensitas dan cepatnya reaksi. T3 lebih cepat
dan lebih kuat reaksinya tetapi waktunya lebih singkat dibanding dengan T4. T3
lebih sedikit jumlahnya dalam darah. T4 dapat dirubah menjadi T3 setelah
dilepaskan dari folikel kelenjar.
c. Memegang peranan penting dalam
pertumbuhan fetus khususnya pertumbuhan saraf dan tulang
d. Mempertahankan sekresi GH dan
gonadotropin
e.
Efek kronotropik dan
Inotropik terhadap jantung yaitu menambah kekuatan kontraksi otot dan
menambah irama jantung.
menambah irama jantung.
f. Merangsang
pembentukan sel darah merah
g. Mempengaruhi
kekuatan dan ritme pernapasan sebagai kompensasi tubuh
terhadap kebutuhan oksigen akibat metabolisme.
h. Bereaksi
sebagai antagonis insulin. Tirokalsitonin mempunyai jaringan sasaran
tulang dengan fungsi utama menurunkan kadar kalsium serum dengan menghambat reabsorpsi kalsium di tulang. Faktor utama yang mempengaruhi sekresi kalsitonin adalah kadar kalsium serum. Kadar kalsium serum yang rendah akan menekan ;pengeluaran tirokalsitonin dan sebaliknya peningkatan kalsium serum akan merangsang pengeluaran tirokalsitonin. Faktor tambahan adalah diet kalsium dan sekresi gastrin di lambung.
tulang dengan fungsi utama menurunkan kadar kalsium serum dengan menghambat reabsorpsi kalsium di tulang. Faktor utama yang mempengaruhi sekresi kalsitonin adalah kadar kalsium serum. Kadar kalsium serum yang rendah akan menekan ;pengeluaran tirokalsitonin dan sebaliknya peningkatan kalsium serum akan merangsang pengeluaran tirokalsitonin. Faktor tambahan adalah diet kalsium dan sekresi gastrin di lambung.
1.
Anatomi Tiroid:
Kelenjar tiroid merupakan kelenjar
berwarna merah kecoklatan dan sangat vascular. Terletak di anterior cartilago
thyroidea di bawah laring setinggi vertebra cervicalis 5 sampai vertebra
thorakalis 1. Kelenjar ini terselubungi lapisan pretracheal dari fascia
cervicalis dan terdiri atas 2 lobus, lobus dextra dan sinistra, yang dihubungkan
oleh isthmus. Beratnya kira2 25 gr tetapi bervariasi pada tiap individu.
Kelenjar tiroid sedikit lebih berat pada wanita terutama saat menstruasi dan
hamil. Lobus kelenjar tiroid seperti kerucut. Ujung apikalnya menyimpang ke
lateral ke garis oblique pada lamina cartilago thyroidea dan basisnya setinggi
cartilago trachea 4-5. Setiap lobus berukutan 5x3x2 cm. Isthmus menghubungkan
bagian bawah kedua lobus, walaupun terkadang pada beberapa orang tidak ada.
Panjang dan lebarnya kira2 1,25 cm dan biasanya anterior dari cartilgo trachea
walaupun terkadang lebih tinggi atau rendah karena kedudukan dan ukurannya
berubah.
Secara embriologi, tahap pembentukan kelenjar tiroid
adalah:
·
Kelenjar tiroid mulanya merupakan dua buah tonjolan dari
dinding depan bagian tengah farings, yang terbentuk pada usia kelahiran 4
minggu. Tonjolan pertama disebut pharyngeal pouch, yaitu antara arcus
brachialis 1 dan 2. Tonjolan kedua pada foramen ceacum, yang berada
ventral di bawah cabang farings I.
·
Pada minggu ke-7, tonjolan dari foramen caecum akan menuju
pharyngeal pouch melalui saluran yang disebut ductus thyroglossus.
·
Kelenjar tiroid akan mencapai kematangan pada akhir bulan
ke-3, dan ductus thyroglossus akan menghilang. Posisi akhir kelenjar tiroid
terletak di depan vertebra cervicalis 5, 6, dan 7.
·
Namun pada kelainan klinis, sisa kelenjar tiroid ini juga
masih sering ditemukan di pangkal lidah (ductus thyroglossus/lingua thyroid)
dan pada bagian leher yang lain.
Kelenjar tiroid dialiri oleh
beberapa arteri:
1. A. thyroidea superior
(arteri utama).
2. A. thyroidea inferior
(arteri utama).
3. Terkadang masih pula
terdapat A. thyroidea ima, cabang langsung dari aorta atau A. anonyma.
Kelenjar tiroid mempunyai 3 pasang
vena utama:
1. V. thyroidea superior
(bermuara di V. jugularis interna).
2. V. thyroidea medialis
(bermuara di V. jugularis interna).
3. V. thyroidea inferior
(bermuara di V. anonyma kiri).
Aliran limfe terdiri dari 2 jalinan:
1. Jalinan kelenjar getah
bening intraglandularis
2. Jalinan kelenjar getah
bening extraglandularis
Kedua jalinan ini akan mengeluarkan
isinya ke limfonoduli pretracheal lalu menuju ke kelenjar limfe yang
dalam sekitar V. jugularis. Dari sekitar V. jugularis ini diteruskan ke limfonoduli
mediastinum superior.
Persarafan kelenjar tiroid:
1. Ganglion simpatis
(dari truncus sympaticus) cervicalis media dan inferior
2. Parasimpatis, yaitu
N. laryngea superior dan N. laryngea recurrens (cabang N.vagus)
N. laryngea superior dan inferior sering cedera
waktu operasi, akibatnya pita suara terganggu (stridor/serak).
Vaskularisasi
Kelenjar tiroid disuplai oleh arteri
tiroid superior, inferior, dan terkadang juga arteri tiroidea ima dari a.
brachiocephalica atau cabang aorta. Arterinya banyak dan cabangnya
beranastomose pada permukaan dan dalam kelenjar, baik ipsilateral maupun
kontralateral.
·
tiroid superior menembus fascia tiroid dan kemudian
bercabang menjadi cabang anterior dan posterior. Cabang anterior mensuplai
permukaan anterior kelenjar dan cabang posterior mensuplai permukaan lateral
dan medial. tiroid inferior mensuplai basis kelenjar dan bercabang ke superior
(ascenden) dan inferior yang mensuplai permukaan inferior dan posterior
kelenjar.Sistem venanya berasal dari pleksus perifolikular yang menyatu di
permukaan membentuk vena tiroidea superior, lateral dan inferior.
Sistem Limfatik
Pembuluh limfe tiroid terhubung
dengan plexus tracheal dan menjalar sampai nodus prelaringeal di atas isthmus
tiroid dan ke nodus pretracheal serta paratracheal. Beberapa bahkan juga
mengalir ke nodus brachiocephal yang terhubung dengan tymus pada mediastinum superior.
2.
Histologi Kelenjar Tiroid:
·
Kelenjar ini tersusun dari bentukan-bentukan bulat dengan
ukuran yang bervariasi yang disebut thyroid follicle.
·
Setiap thyroid follicle terdiri dari sel-sel selapis kubis
pada tepinya yang disebut SEL FOLIKEL dan mengelilingi koloid di
dalamnya. Folikel ini dikelilingi jaringan ikat tipis yang kaya dengan pembuluh
darah.
·
Sel folikel yang mengelilingi thyroid folikel ini dapat
berubah sesuai dengan aktivitas kelenjar thyroid tersebut.
·
ada kelenjar thyroid yang hipoaktif, sel foikel menjadi
kubis rendah, bahkan dapat menjadi pipih. Tetapi bila aktivitas kelenjar ini
tinggi, sel folikel dapat berubah menjadi silindris, dengan warna koloid yang
dapat berbeda pada setiap thyroid folikel dan sering kali terdapat Vacuola Resorbsi
pada koloid tersebut.
SEL PARAFOLIKULER
·
Diantara thyroid folikel terdapat sel parafolikuler yang
bisa berupa kelompok-kelompok sel ataupun hanya satu sel yang menempel pada
basal membran dari thyroid folikel. Sel ini mempunyai ukuran lebih besar dan warna
lebih pucat dari sel folikel.
·
Fungsi sel parafolikuler ini menghasilkan Hormon
Thyricacitonin yang dapat menurunkan kadar kalsium darah.
3.
Fisiologi Kelenjar Tiroid
Hormon tiroid dihasilkan oleh
kelenjar tiroid. Kelenjar tiroid memiliki dua buah lobus, dihubungkan oleh
isthmus, terletak di kartilago krokoidea di leher pada cincin trakea ke dua dan
tiga. Kelenjar tiroid berfungsi untuk pertumbuhan dan mempercepat metabolisme.
Kelenjar tiroid menghasilkan dua hormon yang penting yaitu tiroksin (T4) dan
triiodotironin (T3). Karakteristik triioditironin adalah berjumlah lebih
sedikit dalam serum karena reseptornya lebih sedikit dalam protein pengikat
plasma di serum tetapi ia lebih kuat karena memiliki banyak resptor pada
jaringan. Tiroksin memiliki banyak reseptor pada protein pengikat plasma di
serum yang mengakibatkan banyaknya jumlah hormon ini di serum, tetapi ia kurang
kuat berikatan pada jaringan karena jumlah reseptornya sedikit.
Proses pembentukan hormon tiroid
adalah:
a. Proses penjeratan ion iodida dengan
mekanisme pompa iodida. Pompa ini dapat memekatkan iodida kira-kira 30 kali
konsentrasinya di dalam darah;
b. Proses pembentukan tiroglobulin.
Tiroglobulin adalah glikoprotein besar yang nantinya akan mensekresi hormon
tiroid;
c. Proses pengoksidasian ion iodida
menjadi iodium. Proses ini dibantu oleh enzim peroksidase dan hidrogen
peroksidase.
d. Proses iodinasi asam amino tirosin.
Pada proses ini iodium (I) akan menggantikan hidrogen (H) pada cincin benzena
tirosin. Hal ini dapat terjadi karena afinitas iodium terhadap oksigen (O) pada
cincin benzena lebih besar daripada hidrogen. Proses ini dibantu oleh enzim
iodinase agar lebih cepat.
e. Proses organifikasi tiroid. Pada
proses ini tirosin yang sudah teriodinasi (jika teriodinasi oleh satu unsur I
dinamakan monoiodotirosin dan jika dua unsur I menjadi diiodotirosin)
f. Proses coupling (penggandengan
tirosin yang sudah teriodinasi). Jika monoiodotirosin bergabung dengan
diiodotirosin maka akan menjadi triiodotironin. Jika dua diiodotirosin
bergabung akan menjadi tetraiodotironin atau yang lebih sering disebut
tiroksin. Hormon tiroid tidak larut dalam air jadi untuk diedarkan dalam darah
harus dibungkus oleh senyawa lain, dalam hal ini tiroglobulin. Tiroglobulin ini
juga sering disebut protein pengikat plasma. Ikatan protein pengikat plasma
dengan hormon tiroid terutama tiroksin sangat kuat jadi tiroksin lama keluar
dari protein ini. Sedangkan triiodotironin lebih mudah dilepas karena ikatannya
lebih lemah. (Guyton. 1997)
EFEK HORMON TIROID
Efek hormon tiroid dalam meningkatkan
sintesis protein adalah :
(1) Meningkatkan jumlah dan
aktivitas mitokondria;
(2) Meningkatkan kecepatan
pembentukan ATP.
Efek tiroid dalam transpor aktif :
meningkatkan
aktifitas enzim NaK-ATPase yang akan menaikkan kecepatan transpor aktif dan
tiroid dapat mempermudah ion kalium masuk membran sel.
Efek pada metabolisme karbohidrat
:
menaikkan aktivitas seluruh enzim,
Efek pada metabolisme lemak: mempercepat proses oksidasi dari
asam lemak.
Pada plasma dan lemak hati hormon tiroid menurunkan kolesterol, fosfolipid, dan trigliserid dan menaikkan asam lemak bebas.
Pada plasma dan lemak hati hormon tiroid menurunkan kolesterol, fosfolipid, dan trigliserid dan menaikkan asam lemak bebas.
Efek tiroid pada metabolisme
vitamin:
menaikkan kebutuhan tubuh akan vitamin karena vitamin bekerja sebagai koenzim
dari metabolisme. Oleh karena metabolisme sebagian besar sel meningkat akibat
efek dari tiroid, maka laju metabolisme basal akan meningkat. Dan peningkatan
laju basal setinggi 60 sampai 100 persen diatas normal.
Efek Pada berat badan. Bila hormone tiroid meningkat, maka
hampir selalu menurunkan berat badan, dan bila produksinya sangat berkurang,
maka hampir selalu menaikkan berat badan. Efek ini terjadi karena hormone
tiroid meningkatkan nafu makan.
Efek terhadap Cardiovascular. Aliran darah, Curah jantung,
Frekuensi deny jantung, dan Volume darah meningkat karena meningkatnya
metabolism dalam jaringan mempercepat pemakaian oksigen dan memperbanyak produk
akhir yang dilepas dari jaringan. Efek ini menyebabkan vasodilatasi pada
sebagian besar jaringan tubuh, sehingga meningkatkan aliran darah.
Efek pada Respirasi. Meningkatnya kecepatan metabolism
akan meningkatkan pemakaian oksigen dan pembentukan karbondioksida.
Efek pada saluran cerna. Meningkatkan nafsu makan dan asupan
makanan. Tiroid dapat meningkatkan kecepatan sekresi getah pencernaan dan
pergerakan saluran cerna.
PENGATURAN SEKRESI HORMON TIROID
Regulasi hormon tiroid diprakarsai
oleh hormon TSH (Tiroid Stimulating Hormone) yang dilepas hipotalamus. TSH
berfungsi untuk :
1. Meningkatkan proteolisis
tiroglobulin
2. Meningkatkan aktivitas pompa iodium
3. Meningkatkan iodinasi tirosin dan
meningkatkan kecepatan proses coupling
4. Meningkatkan ukuran dan meningkatkan
aktivitas sekretorik sel tiroid
5. Meningkatkan jumlah sel-sel tiroid,
disertai perubahan sel kuboid jadi kolumner.
Hormon TSH dirangsang oleh TRH
(Tirotropin Releasing Hormone). (Guyton. 1997).
Tiroid-Hormon T3-T4
SINTESIS, SEKRESI, DAN TRANSPORT
HORMON YANG DIHASILKAN TIROID
UPTAKE DAN SEKRESI IODIUM
Kebutuhan iodium untuk pembentukan
tiroksin. Untuk membentuk jumlah normal tiroksin, setiap tahunnya dibutuhkan
kira-kira50 mg iodium yang ditelan dalam bentuk iodide, atau kira-kira 1mg
perminggu. Iodida yang ditelan secara oral akan diabsorbsi dari saluran cerna
kedalam darah denga pola yang kira-kira mirip dengan klorida. Biasanya,
sebagian besar dari iodide tersebut dengan cepat dikeluarkan oleh ginjal,
tetapi hanya setelah kira-kira satu perlimanya dipindahkan dari sirkulasi darah
oleh sel-sel kelenjar tiroid secara selektif dan dipergunakan untuk sintesis
hormone tiroid. Kemudian, agar dapat digunakan untuk pembentukan hormone
tiroksin maka pertama-tama harus terjadi pengangkutan iodide dari darah kedalam
sel-sel dan folikel kelenjar tiroid. Membran basal tiroid mempunyai kemampuan
yang spesifik untuk memompakan iodide secara aktif ke bagian dalam sel.
Kemampuan ini disebut penjeratan iodide (iodide trapping).
I. Sintesis tiroksin (T4) dan
triiodotironin (T3) terdiri dari:
1. Thyroglobulin (Tg) and protein
synthesis in the rough endoplasmic reticulum.
2. Coupling of the Tg carbohydrate
units in the smooth endoplasmic reticulum and Golgi apparatus.
3. Formation of exocytotic vesicles.
4. Transport of exocytotic vesicles
with noniodinated Tg to the apical surface of the follicle cell and into the
follicular lumen.
5. Iodide transport at the basal cell
membrane.
6. Iodide oxidation, Tg iodination, and
coupling of iodotyrosyl to iodothyronyl residues.
7. Storage of iodinated Tg in the
follicular lumen.
8. Endocytosis by micropinocytosis.
9. Endocytosis by macropinocytosis
(pseudopods).
10. Colloid droplets.
11. Lysosome migrating to the apical
pole.
12. Fusion of lysosomes with colloid
droplets.
13. Phagolysosomes with Tg hydrolysis.
14. Triiodothyronine (T3) and thyroxine
(T4) secretion. 15, Monoidotyrosine (MIT) and diiodotyrosine (DIT)
deiodination.
A. Pembentukan dan sekresi
non-iodinated Tiroglobulin (non-iodinated Tg)
1) Proses di Retikulum endoplasma
kasar: Tiroglobulin merupakan suatu glikoprotein dimer. Sebagaimana protein
lain, sintesis tiroglobulin diawali dengan protein sintesis yang terjadi pada reticulum
endoplasma kasar untuk menghasilkan unit karbohidrat Tg.
2) Coupling unit karbohidrat Tg di RE halus dan apparatus golgi dan menghasilkan Tg yang belum teriodinasi (non-iodinated Tg)
2) Coupling unit karbohidrat Tg di RE halus dan apparatus golgi dan menghasilkan Tg yang belum teriodinasi (non-iodinated Tg)
3) Pembentukan vesikula yang
berisi non-iodinated Tg.
4) Transport vesikel dan
eksositosis non-iodinated Tg ke dalam lumen folikel tiroid melalui membran
apical sel.
B. Uptake dan pengangkutan iodida
oleh tiroid
5) Iodida dari darah dijerat dan
diangkut ke dalam sel-sel dan folikel kelenjar tiroid. Penjeratan iodida dari
darah ke sel terjadi pada membran basal sel tiroid melalui NIS (Natrium-Iodide
Symport).
C. Pembentukan T3 dan T4 dari Iodida
dan Tg
6) Oksidasi iodide, Iodinasi Tg,
dan coupling iodotyrosyl menjadi residu iodothyronyl
i. Oksidasi iodide
Proses oksidasi iodide melibatkan
peran enzim peroksidase. Reaksi tersebut dirangsang oleh TSH, dan dihambat oleh
tiourea, amino benzen dan imidazol. Enzim peroksidase ini terletak di bagian
apical membrane sel atau bahkan melekat pada membrane apical sel, tempat dimana
vesikula berisi non-iodinated Tg dieksositosis ke dalam folikel.
ii. “Proses Organifikasi”
TiroglobulinàIodinasi gugus tirosil
Yang dimaksud proses organisasi Tg
adalah pengikatan iodium dengan molekul non-iodinated Tg. Iodium yang teroksidasi
akan berikatan langsung dengan gugus tirosil yang ada di dalam Tg dengan
dipercepat oleh enzim iodinase. mula-mula terbentuk monoiodotirosin (MIT),
kemudian diiodotirosin (DIT).
iii. Coupling (penggandengan) MIT
dan DIT
Baik MIT maupun DIT sama-sama bergandengan
satu sama lainnya dan membentuk Tiroksin (T4) dan triiodo tironin (T3)
D. Penyimpanan T3 dan T4 di dalam
folikel
7) Hormon tiroid disimpan dalam
folikel dalam bentuk molekul tiroglobulin yang mengandung 1-3 molekul tiroksin
dan 1 molekul triiodotironin untuk tiap 14 molekul tiroksin.
II. Sekresi tiroksin (T4) dan
triiodotironin (T3)
1) Pembentukan vesikula pinositik; Mula-mula bagian apical sel
membentuk pseudopodia yang menjulur ke dalam folikel dan mengitari koloid di
dalam folikel.
2) Pinositosis;Vesikula pinositik yang berisi
koloid terbentuk dan ‘menelan’ cairan koloid ke dalam sel
3) Pembentukan droplet koloid
4) Migrasi lisosom ke bagian apical sel;
proteaseà
Lisosom berisi enzim-enzim digestif, yang terpenting
5) Fusi lisosom dengan koloid droplet; Lisosom bergabung dengan droplet
koloid membentuk suatu vesikula digestif. Enzim-enzim digestif yang ada di
dalam lisosom memncerna koloid untuk melepaskan T3 dan T4 dari Tg
6) Hidrolisis tiroglobulin; Di dalam vesikula digestif,
terjadi proses digestif oleh protease yang melepaskan molekul molekul T3 dan T4
dari Tg.
7) Sekresi T3 dan T4 ke dalam darah
8) Deiodinasi MIT dan DIT ; Pelepasan iodium dari gugus
tirosin untuk bahan pembentukan hormone tiroid tambahan
III. Transport tiroksin (T4) dan
triiodotironin (T3)
• Pengangkutan T3 dan T4 ke jaringan
Baik tiroksin dan triiodo tironin, hampir seluruhnya segera berikatan dengan
protein plasma, yakni:
o Tiroksin –banding globulin (TBG)
o Prealbumin –banding globulin
(pABG)
o Albumin
• Pelepasan Lambat Tiroksin ke
jaringan; Pelepasan hormone dari protein plasma membutuhkan waktu yang lama,
mengingat besarnya afinitas protein pengikat terhadap hormone.
Kalau bsh dri nama-nama hormon di atas tulis jga fungsix masing-masing
BalasHapus